JAKARTA. Atmosfer politik pada Pemilihan Presiden 2014 diprediksi lebih seru dan panas dibandingkan tahun 2009. Lima tahun lalu, figur masih tersentral pada sosok calon incumbent, Susilo Bambang Yudhoyono. Kini, meski bakal capres dari PDI Perjuangan, Joko Widodo, tengah di atas angin, bukan berarti pertarungan selesai. Lawan Jokowi bukan yang gampang ditaklukkan. Pengamat politik dari Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Kuskridho "Dodi" Ambardi memprediksi, akan maju tiga calon presiden, yaitu Joko Widodo, bakal capres dari Partai Golkar Aburizal Bakrie, dan bakal capres dari Partai Gerindra Prabowo Subianto. Ketiganya, menurut Dodi, saling punya "kuncian". Ada titik lemah yang bisa dijadikan amunisi serangan oleh lawan. Hal ini lah yang akan membuat situasi politik memanas. "Pilpres tahun ini akan lebih panas, banyak isu kontrovesial yang akan diolah oleh elite partai," kata Dodi, kepada Kompas.com, Senin (14/4/2014). Jokowi, menurutnya, akan diserang dari sisi tanggung jawabnya yang belum selesai sebagai Gubernur DKI Jakarta. Sejak menjelang pemilihan legislatif dan pasca-pendeklarasiannya sebagai bakal capres, isu sudah sering dilayangkan lawan politiknya. Sementara, Prabowo, kata Dodi, akan dilemahkan melalui isu hak asasi manusia. Dan Aburizal Bakrie, karena kasus lumpur Lapindo di Sidoarjo, Jawa Timur, yang selama ini kesalahannya ditumpukan pada perusahaan milik grup Bakrie. "Semua punya amunisi dan kelemahan yang bisa dibakar. Lebih mudah untuk panas. Bagusnya, karena panas, partisipasi akan meningkat," kata Direktur Lembaga Survei Indonesia ini. Meski ketiganya punya "kuncian", Dodi menilai, peluang dan fokus masih pada Jokowi. Menurutnya, kampanye negatif yang dilayangkan terhadap Jokowi tak akan berpengaruh besar. "Sekarang tergantung media, dukung Jokowi atau enggak. Karena Jokowi tidak punya kanal (media). Exposure media menentukan, apakah Jokowi bisa menjangkau 180 juta warga Indonesia? Bukan hanya melalui iklan, tapi exposure media," paparnya. Saat ini, ketiga partai, PDI-P, Golkar, dan Gerindra, tengah membangun barisan koalisinya. PDI-P memastikan akan berkoalisi dengan Partai Nasdem. Penjajakan dengan sejumlah partai politik juga masih dilakukan. Sementara, Golkar masih menjajaki sejumlah partai papan tengah, salah satunya Hanura. Adapun Gerindra, salah satu partai yang sudah menunjukkan sinyal untuk berkoalisi adalah Partai Persatuan Pembangunan. Partai lainnya yang tengah dijajaki Gerindra adalah Partai Demokrat. (ING)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Tiga capres punya 'kuncian', pilpres bakal panas
JAKARTA. Atmosfer politik pada Pemilihan Presiden 2014 diprediksi lebih seru dan panas dibandingkan tahun 2009. Lima tahun lalu, figur masih tersentral pada sosok calon incumbent, Susilo Bambang Yudhoyono. Kini, meski bakal capres dari PDI Perjuangan, Joko Widodo, tengah di atas angin, bukan berarti pertarungan selesai. Lawan Jokowi bukan yang gampang ditaklukkan. Pengamat politik dari Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Kuskridho "Dodi" Ambardi memprediksi, akan maju tiga calon presiden, yaitu Joko Widodo, bakal capres dari Partai Golkar Aburizal Bakrie, dan bakal capres dari Partai Gerindra Prabowo Subianto. Ketiganya, menurut Dodi, saling punya "kuncian". Ada titik lemah yang bisa dijadikan amunisi serangan oleh lawan. Hal ini lah yang akan membuat situasi politik memanas. "Pilpres tahun ini akan lebih panas, banyak isu kontrovesial yang akan diolah oleh elite partai," kata Dodi, kepada Kompas.com, Senin (14/4/2014). Jokowi, menurutnya, akan diserang dari sisi tanggung jawabnya yang belum selesai sebagai Gubernur DKI Jakarta. Sejak menjelang pemilihan legislatif dan pasca-pendeklarasiannya sebagai bakal capres, isu sudah sering dilayangkan lawan politiknya. Sementara, Prabowo, kata Dodi, akan dilemahkan melalui isu hak asasi manusia. Dan Aburizal Bakrie, karena kasus lumpur Lapindo di Sidoarjo, Jawa Timur, yang selama ini kesalahannya ditumpukan pada perusahaan milik grup Bakrie. "Semua punya amunisi dan kelemahan yang bisa dibakar. Lebih mudah untuk panas. Bagusnya, karena panas, partisipasi akan meningkat," kata Direktur Lembaga Survei Indonesia ini. Meski ketiganya punya "kuncian", Dodi menilai, peluang dan fokus masih pada Jokowi. Menurutnya, kampanye negatif yang dilayangkan terhadap Jokowi tak akan berpengaruh besar. "Sekarang tergantung media, dukung Jokowi atau enggak. Karena Jokowi tidak punya kanal (media). Exposure media menentukan, apakah Jokowi bisa menjangkau 180 juta warga Indonesia? Bukan hanya melalui iklan, tapi exposure media," paparnya. Saat ini, ketiga partai, PDI-P, Golkar, dan Gerindra, tengah membangun barisan koalisinya. PDI-P memastikan akan berkoalisi dengan Partai Nasdem. Penjajakan dengan sejumlah partai politik juga masih dilakukan. Sementara, Golkar masih menjajaki sejumlah partai papan tengah, salah satunya Hanura. Adapun Gerindra, salah satu partai yang sudah menunjukkan sinyal untuk berkoalisi adalah Partai Persatuan Pembangunan. Partai lainnya yang tengah dijajaki Gerindra adalah Partai Demokrat. (ING)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News