Tiga hal penyebab sukri SR-009 kurang laku



JAKARTA. Hasil penjualan sukuk negara ritel (sukri) seri SR-009 tahun ini hanya Rp 14,04 triliun. Angka itu lebih rendah dibanding target indikatif pemerintah yang sebesar Rp 20 triliun dan lebih rendah dibanding penjualan SR-008 tahun lalu Rp 31,5 triliun.

Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih memperkirakan, lebih rendahnya penjualan sukri tahun ini dipengaruhi tiga hal. Pertama, imbal hasil yang rendah karena investor melihat adanya potensi kenaikan bunga ke depan seiring dengan kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve (The Fed).

"Jadi mereka melihat ini bukan sukri yang paling menarik karena potensi ke depan bunga naik seiring dengan kenaikan The Fed yang naik. Kita belum tahu kapan naiknya, tetapi bunga naik itu sudah akan terjadi tahun ini," kata Lana, Senin (20/3).


Kedua, investor melihat saat penjualan obligasi ritel (ORI) September tahun lalu, pemerintah hanya memberikan penjatahan sedikit, yaitu Rp 19,69 triliun dari penawaran yang masuk sebesar Rp 19,85 triliun sehingga minat investor terhadap sukri menurun.

Ketiga, simpanan diperbankan melambat yang mengindikasikan daya beli masyarakat juga melambat. Lana memperkirakan masyarakat mengantisipasi persiapan kuartal kedua nanti karena adanya musim puasa, lebaran, dan tahun ajaran baru.

"Sehingga ada kebutuhan jangka pendek, mereka harus siapkan," tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Adi Wikanto