KONTAN.CO.ID - JAKARTA.
Integrity and Compliance Task Force Chair B20 Hariyanto mengatakan bahwa ada 3 hal yang akan menjadi prioritas pembahasan dari satuan tugasnya. Adapun 3 hal tersebut antara lain terkait
Anti corruption, Corporate Governance, dan Kejahatan dalam digitalisasi. Sebagai Informasi,
Integrity and Compliance Task Force adalah salah satu
Task Force atau satuan tugas yang berada pada forum
Business of Twenty (B20). Adapun
Task Force lainnya antara lain
Digitalization Task Force, Suistanibility & Climate Task Force, Finance & Infrastructure Task Force, Future of Work & Education Task Force, Trade & Investment Task Force, dan
Women In Business Action Council. Hariyanto Budiman mengungkapkan bahwa
Integrity And Compliance Task force berkaitan erat dengan pembahasan mengenai
Environmental Social Governance (ESG), terutama terkait pembahasan mengenai
goverment.
Baca Juga: Gelaran B20 Diharapkan Dapat Menyuarakan Isu Pembahasan dari Indonesia “Saya mendapatkan banyak masukan dari para
stakeholders dari Indonesia maupun luar indonesia.
Integrity and Compliance Task Force beranggotakan 104 institusi yang berasal dari 28 negara dan 18 industri. Jadi tidak hanya diisi oleh industri perbankan dan f
inancial distribution, tapi juga industri
manufacturing, energy, maupun power,” ujar Hariyanto dalam pertemuan perdana
Task Force & Action Council B20 Indonesia Summit 2022, Jumat (29/1). Adapun 3 hal prioritas yang akan menjadi pembahasan adalah yang pertama
Integrity and Compliance Task Force akan melanjutkan upaya terkait anti
corruption. Di mana isu ini selalu diangkat dalam gelaran B20 dan G20. Hariyanto menjelaskan bahwa
Integrity and Compliance Task Force akan berhubungan erat dengan
coruption working grup yang saat ini dipimpin oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam G20. Ke depannya, akan dilakukan diskusi intens antara
Integrity and Compliance Task Force dan KPK.
Baca Juga: Bidik Pertumbuhan Pendapatan 60% di Tahun 2022, Begini Strategi Bisnis Dyandra Media Hal
Kedua, terkait
corporate governance yang di dalamnya akan membahas tentang
disclosure requirement, public of interest, integrity, conflict of interest, interaksi antar klub dna lain-lain. Sedangkan, hal ketiga akan membahas terkait tren digitalisasi. Menurut Hariyanto, Digitalisasi membawa banyak inovasi pada bidang pembayaran namun juga sering menyebabkan
disruption dalam digitalisasi. Saat ini, ada banyak inovasi dalam bidang
payment yang justru menciptakan permasalahan baru. Isu-isu terkait
money laundering, terrorist financing menjadi sangat penting untuk dibahas.
Baca Juga: RI inches closer to realizing port hub dream “Apalagi sudah tidak menggunakan cara-cara konvensional tapi melalui cara baru seperti
cryptorucency, sehingga ini menjadi fokus utama kita,” tutup Hariyanto. Selain itu, ada 7 orang
co-chair kategori
emerging market yang telah ditunjuk. Hariyanto menyebutkan bahwa
Emerging Market adalah bagian tidak terpisahkan dalam forum B20. Adapun 7 co chair yang ditunjuk berasal dari negara maju dan negara berkembang, antara lain Meksiko, Brazil, Tiongkok, hingga Switzerland. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli