KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wall Street menguat pada perdagangan yang ditutup pagi ini. Selasa (1/2), tiga indeks utama Wall Street ditutup naik meski perdagangan cenderung fluktuatif. Prospek kenaikan suku bunga agresif oleh Federal Reserve Amerika Serikat (AS) masih kuat dan investor berusaha mencari posisi. Sentimen pasar lainnya adalah pandemi yang belum menemui titik terang dan tensi geopolitik di Eropa. Meskipun turun masing-masing 5,3% dan 3,3% pada Januari, S&P 500 dan Dow Jones kini telah mencatat kenaikan tiga hari berturut-turut. Nasdaq yang turun 8,99% pada bulan Januari 2022, membukukan empat hari positif dalam lima hari terakhir.
Dow Jones Industrial Average naik 273,38 poin atau 0,78%, menjadi 35.405,24. S&P 500 naik 30,99 poin atau 0,69% menjadi 4.546,54. Nasdaq Composite bertambah 106,12 poin atau 0,75% menjadi 14.346.
Baca Juga: Kinerja Instrumen Investasi di Januari 2022 Melambat, Tapi Pasar Saham Paling Unggul "Ada banyak investor yang khawatir tentang valuasi ke depan, tetapi ada juga yang khawatir tentang pertumbuhan, jadi tampaknya dinding kekhawatiran terus tumbuh saat ekonomi keluar dari pandemi," kata Ed Moya, analis pasar senior di OANDA seperti dikutip
Reuters. Presiden The Fed Philadelphia Patrick Harker kemarin mengatakan mungkin tepat bagi bank sentral AS untuk menaikkan suku bunga empat kali tahun ini. Sementara Presiden The Fed Atlanta Raphael Bostic mengatakan bank sentral perlu bertindak segera untuk mengendalikan ekspektasi inflasi. Para trader bertaruh pada lima kenaikan suku bunga tahun ini. Bahkan, beberapa analis Wall Street memperkirakan tujuh kali kenaikan suku bunga. "Ini akan menjadi tahun ketika The Fed akan menarik kembali dukungan. Pasar tidak akan menggunakan steroid lagi dan mungkin akan melalui fase detoksifikasi," kata Anu Gaggar, ahli strategi investasi global di Commonwealth Financial Network.
Baca Juga: IHSG Diramal Bergerak Menguat pada Rabu (2/2), Simak Sentimennya Ketegangan geopolitik menambah volatilitas pasar. Presiden Ukraina menandatangani dekrit untuk meningkatkan angkatan bersenjatanya sebanyak 100.000 tentara selama tiga tahun. Sementara para pemimpin Eropa berbaris untuk mendukungnya dalam pertikaian dengan Rusia. AS menuntut deeskalasi Rusia segera. Sekali lagi, sektor energi memimpin sektor S&P utama. Sektor energi naik 3,5% ke level tertinggi tahunan. Indeks sektor energi sejauh ini mencatat kinerja terbaik pada tahun 2022 dengan kenaikan naik 23,2% karena harga minyak mentah AS melayang di dekat level tertinggi tujuh tahun.
Harga energi yang kuat itu membantu Exxon Mobil Corp membukukan laba kuartalan terbesarnya dalam tujuh tahun terakhir. Akibatnya, harga saham Exxon Mobil melonjak 6,4%, ditutup di atas US$ 80 per saham untuk pertama kalinya sejak April 2019. Hingga Selasa (1/2), 184 perusahaan S&P 500 melaporkan hasil kuartalan. Dari total tersebut 78,8% melaporkan pendapatan di atas ekspektasi analis, menurut data Refinitiv.
Baca Juga: Saham-Saham yang Layak Dicermati di Deretan IDX SMC Liquid dan Composite Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati