Tiga indikator perekonomian Indonesia mengalami perbaikan secara signifikan



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Direktur Jenderal Ketahanan, Perwilayahan dan Akses Industri Internasional Eko Cahyanto melihat, perekonomian global dan Indonesia mengalami perbaikan secara signifikan. 

Ia melihat ada tiga indikator yang membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami perbaikan.

Pertama, menurutnya ini terlihat dari Purchasing Manager Index (PMI) Manufaktur Indonesia November 2021 yang berada di poin 53,9 melampaui PMI Manufaktur rata-rata Asia Tenggara yang berada di angka 52,3 dan negara-negara lain seperti Korea Selatan dan China yang masing-masing berada di angka 50,9 dan 49,9. 


“Indikator kedua dilihat dari pertumbuhan ekonomi dan manufaktur indonesia, perekonomian Indonesia mampu tumbuh positif 3,91% yoy pada kuartal III/2021, di mana manufaktur memberikan kontribusi sebesar 0,75% atau jika dipisahkan tersendiri, sektor ini mencatatkan pertumbuhan 3,68% yoy,” jelas Eko dalam Kompas Talks "Tantangan dan Solusi Pengembangan KEK untuk Mendorong Industrialisasi", Kamis (2/12).

Baca Juga: Harga minyak WTI ambles lebih dari 20% sejak sentuh level tertinggi, ini penyebabnya

Ia juga melihat, ekspor sektoral industri pengolahan mencapai US$ 143,76 miliar atau tumbuh 35,53% dari periode Januari hingga Oktober lalu. Selain itu nilai ekpor kuartal III/2021 mencapai US$ 46,64 miliar meningkat 10,75% dari kuartal sebelumnya. 

Ketiga indikator ini memberikan harapan bahwa ekonomi Indonesia, khususnya industri tetap pada jalur yang tepat, menuju ke titik yang lebih cerah,” ungkapnya. 

Menurutnya, Indikator-indikator pertumbuhan ekonomi Indonesia tersebut tidak lepas dari kuatnya peran dari seluruh pemangku kepentingan yang terlibat bersama dalam pembangunan maupun akselerasi pengembangan kawasan ekonomi khusus (KEK). 

Dalam catatan Eko, kinerja ekspor produk dari KEK berjalan dan meningkat, bahkan di tahun lalu nilai ekpor dari KEK Sei Mangkei Simalungun telah mencapai Rp 5,18 triliun. “Angka ini terus bertambah seiring dengan produksi oleo kimia di kawasan tersebut, sementara KEK Palu mencatat pendapatan ekspor sekitar Rp 79,9 miliar,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli