KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Satu lagi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang sekarat, PT Kertas Leces (Persero) mulai dilirik investor. Pelaksana tugas (Plt) Direktur Kertas Leces Syarif Hidayat mengatakan, ada tiga investor yang berminat membeli Kertas Leces. "Ada tiga investor yang sudah menunjukkan minatnya, yaitu PT Limeda Internasional, PT Sinat Energi Perkasa, dan satu perusahaan dari Swiss," katanya saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (17/7).
Dari ketiga peminat Leces, Syarif mengatakan Limeda jadi yang terdepan. 25 April 2018, Limeda telah mengirim surat ketertarikannya membeli aset-aset Kertas Leces berupa pabrik kertas yang berada di Probolinggo, Jawa Timur. Hal ini sebagai tindak lanjut dari pertemuan antara Limeda, Kertas Leces PT PPA (Persero), dan perwakilan Kementerian BUMN pada 17 April 2018 dan 24 April 2018 di Gedung Sampoerna Strategic Square. Gayung bersambut, 27 April 2017 Limeda dan Leces meneken nota kesepakatan transaksi jual beli Kertas Leces. Limeda menawarkan untuk membeli Leces dengan nilai Rp 1 triliun. Dengan ketentuan bahwa pembayaran akan dilaksanakan dalam tiga tahap.
Pertama sebesar 30% dibayarkan satu bulan setelah kesepakatan,
kedua 30% dibayar dua bulan setelah kesepakatan, dan
terakhir sebesar 40% dibayar tiga bulan setelah kesepakatan. Namun kesepakatan ini belum ditindaklanjuti oleh Leces. Syatif bilang, pihaknya masih butuh menyediakan beberapa data terkait aset yang dimiliki Kertas Leces, termasuk appraisal atas nilainya. "Belum ada
follow up lagi dari nota kesepahaman tersebut. Dia (Limeda) awalnya mengirim surat ketertarikan, kemudian bikin MoU agar kami memberikan data," jelasnya. Sementara dua investor lain, dikatakan Syarif belum melangkah sejauh Limeda. Terutama kedua investor tersebut belum mengajukan penawaran dan menunjukan ketersediaan dana (
proof of fund). Baru Limeda pula yang memberikan bukti ketersediaan dana senilai € 800 juta di BNI. Sisanya belum. Syarif juga menyatakan, Grup Sinarmas yang saat Leces masih menjalani proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) menyatakan ketertarikannya membeli Leces, tak kembali mengajukan penawaran.
"Dulu ada Sinarmas ketika kita masih PKPU pada 2015. Mereka berminat beli Leces Rp 330 miliar. Namun kita evaluasi nilai tersebut terlalu kecil. Dan sekarang mereka belum menunjukkan minat lagi," sambung Syarif. Saat ini posisi Leces memang sedang terhimpit, sebab harus menghadapi permohonan pembatalan homologasi dari beberapa kreditur preferennya. Sementara setelah PKPU Leces berakhir homologasi pada 18 Mei 2015, harus merestrukturisasi utang-utangnya senilai total Rp 2,12 triliun dari 431 kreditur. Rinciannya tagihan preferen (prioritas) senilai Rp 747,861 miliar, separatis (dengan jaminan) senilai Rp 1,154 triliun, dan konkuren (tanpa jaminan) senilai Rp 222,735 miliar. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi