KONTAN.CO.ID - YANGON. Seorang pengunjuk rasa di Myanmar bercerita soal penahanannya di ruang neraka oleh pasukan militer selama tiga jam. Penahanan itu sebagai bagian dari tindakan keras terhadap penentang kudeta militer yang terjadi bulan lalu. Dia lalu menceritakan soal penyiksaan yang dialaminya akibat pemukulan dengan ikat pinggang, rantai, tongkat bambu dan pentungan. Melansir Reuters, dalam cerita tentang perlakuan terhadap aktivis yang ditahan, pria itu mengatakan kepada Reuters bahwa dia adalah salah satu dari sekitar 60 orang yang ditangkap pada Selasa (9/3/2021) oleh polisi di Myeik, kota pantai selatan, saat mereka bersembunyi di sebuah rumah setelah aksi protes dibubarkan. Tidak sekadar berbicara, pria itu juga memberikan foto-foto yang diambil oleh keluarganya dengan menunjukkan luka di punggung, leher, dan bahunya.
Tiga jam di ruang neraka, ini cerita mencekam pengunjuk rasa Myanmar
KONTAN.CO.ID - YANGON. Seorang pengunjuk rasa di Myanmar bercerita soal penahanannya di ruang neraka oleh pasukan militer selama tiga jam. Penahanan itu sebagai bagian dari tindakan keras terhadap penentang kudeta militer yang terjadi bulan lalu. Dia lalu menceritakan soal penyiksaan yang dialaminya akibat pemukulan dengan ikat pinggang, rantai, tongkat bambu dan pentungan. Melansir Reuters, dalam cerita tentang perlakuan terhadap aktivis yang ditahan, pria itu mengatakan kepada Reuters bahwa dia adalah salah satu dari sekitar 60 orang yang ditangkap pada Selasa (9/3/2021) oleh polisi di Myeik, kota pantai selatan, saat mereka bersembunyi di sebuah rumah setelah aksi protes dibubarkan. Tidak sekadar berbicara, pria itu juga memberikan foto-foto yang diambil oleh keluarganya dengan menunjukkan luka di punggung, leher, dan bahunya.