JAKARTA. Hasil hitung cepat pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta yang berlangsung pada 11 Juli lalu masih menjadi buah bibir hingga saat ini. Maklum saja, pasangan petahana Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli yang digadang-gadang berpotensi menang satu putaran oleh berbagai lembaga survei harus puas berada di peringkat kedua. Direktur Eksekutif Soegeng Sarjadi Syndicate, Toto Sugiarto, dalam diskusi Pilkada DKI: Perilaku Pemilih Rasional, Pemilih yang Berdaulat, di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Minggu (15/7), mengatakan, ada tiga kesalahan yang dilakukan lembaga survei sehingga hasilnya meleset. Pertama adalah salah potret. Ia menjelaskan, ada kantong suara yang terlewatkan atau tidak terdeteksi oleh lembaga survei tersebut. Pemilihan orang yang disurvei juga sebagian besar ibu rumah tangga karena paling mudah dijangkau. Sementara, pemilih pemula yang memiliki kemungkinan sebagai swing voter terbesar justru tidak tertangkap oleh lembaga survei ini.
Tiga kesalahan lembaga survei petakan Pilkada DKI
JAKARTA. Hasil hitung cepat pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta yang berlangsung pada 11 Juli lalu masih menjadi buah bibir hingga saat ini. Maklum saja, pasangan petahana Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli yang digadang-gadang berpotensi menang satu putaran oleh berbagai lembaga survei harus puas berada di peringkat kedua. Direktur Eksekutif Soegeng Sarjadi Syndicate, Toto Sugiarto, dalam diskusi Pilkada DKI: Perilaku Pemilih Rasional, Pemilih yang Berdaulat, di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Minggu (15/7), mengatakan, ada tiga kesalahan yang dilakukan lembaga survei sehingga hasilnya meleset. Pertama adalah salah potret. Ia menjelaskan, ada kantong suara yang terlewatkan atau tidak terdeteksi oleh lembaga survei tersebut. Pemilihan orang yang disurvei juga sebagian besar ibu rumah tangga karena paling mudah dijangkau. Sementara, pemilih pemula yang memiliki kemungkinan sebagai swing voter terbesar justru tidak tertangkap oleh lembaga survei ini.