Tiga kuartal, kinerja bank syariah melaju kencang



JAKARTA. Meski laju pertumbuhan ekonomi domestik melambat, kinerja perbankan syariah hingga akhir September 2013 tetap positif. Beberapa bank mencatat laju pertumbuhan cukup kencang. 

Bank BNI Syariah, misalnya, per kuartal III 2013 membukukan penyaluran pembiayaan sebesar Rp 10,5 triliun. Jumlah tersebut melesat 60,28% ketimbang periode sama tahun 2012. Di sisi penghimpunan dana, BNI Syariah mencatat kenaikan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 41,9% menjadi Rp 10,9 triliun per akhir September 2013.

Direktur Utama BNI Syariah Dinno Indiano, mengatakan kinerja BNI Syariah terus menunjukkan tren peningkatan di berbagai aspek. Aset BNI Syariah per September 2013 mencapai Rp 14 triliun, melejit 49,9% dibanding dengan periode sama tahun sebelumnya. Sementara laba tahun berjalan per September 2013 mencapai  Rp 86,6 miliar.


Meski kinerja pembiayaan melesat, Dinno mengatakan, BNI Syariah berhasil menjaga rasio pembiayaan bermasalah alias non performance finance (NPF) di level 2,06% hingga akhir September 2013. "Angka ini sama dibanding rasio NPF per September tahun lalu,” ujar Dinno.

Segendang sepenarian, BCA Syariah membukukan laju pertumbuhan cukup kencang hingga September tahun ini. Per kuartal III 2013, penyaluran pembiayaan BCA Syariah mencapai Rp 1,26 triliun.  Jumlah tersebut melesat 45% ketimbang periode sama tahun 2012. "Dibanding akhir tahun 2012, penyaluran pembiayaan tumbuh 25%," kata Yana Rosiana, Direktur Utama BCA Syariah.

Di sisi pendanaan, BCA Syariah juga mencatat kenaikan DPK 49% sebesar Rp 1,42 triliun. Sementara total aset BCA Syariah hingga September 2013 mencapai Rp 1,75 triliun, meningkat 38% ketimbang September 2012.

Rasio kredit bermasalah BCA Syariah hingga September 2013 sebesar 0,07%. Angka ini menurun 0,05% ketimbang NPF per September 2012 sebesar 0,12%. Yana mengatakan, NPF menurun lantaran sebagian nasabah bermasalah mulai melunasi tagihan cicilan pembiayaannya.

Sementara, Bank Syariah Mandiri (BSM) hingga September 2013 telah menyalurkan pembiayaan sebesar

Rp 51 triliun. Amran Nasution, Direktur BSM, menargetkan pembiayaan hingga akhir tahun sebesar Rp 55 triliun.

Per September 2013, aset BSM telah mencapai sekitar Rp 63 triliun. Jumlah tersebut meningkat 29,96% dibanding posisi akhir 2012 sebesar

Rp 49,62 triliun. Amran mengatakan, BSM  menguasai 35% dari pangsa pasar perbankan syariah di Indonesia.

Amran optimistis, kinerja BSM hingga akhir tahun tumbuh positif. BSM telah menyiapkan berbagai strategi untuk memaksimalkan pendapatan komisi alias fee based income dari layanan  remitansi dan gadai emas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: A.Herry Prasetyo