Tiga Menkeu Dorong APEC Berorientasi Pasar



SINGAPURA. Pimpinan negara-negara anggota Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) memulai pertemuan di Singapura, Kamis (12/11). Di awal pertemuan, menteri keuangan anggota APEC berjanji akan memacu laju perekonomian dengan meningkatkan permintaan di sektor swasta.

Langkah ini bertujuan untuk mengantisipasi pengurangan paket stimulus pemerintah. Tiga menteri keuangan negara anggota APEC, yakni Timothy Geithner dari Amerika Serikat (AS), Sri Mulyani Indrawati dari Indonesia, dan Tharman Shanmugaratnam dari Singapura, juga menyerukan langkah-langkah serupa.

Dalam tulisannya di kolom Wall Street Journal yang dirilis Departemen Keuangan AS hari ini, ketiga menteri keuangan itu juga menyerukan agar anggota APEC menjaga nilai tukar mata uang dan bunga tetap fleksibel, untuk mendukung pertumbuhan global. Anggota APEC juga diimbau berorientasi ke pasar, sesuai dengan fundamental ekonomi masing-masing, untuk memicu pertumbuhan.


Orientasi ke pasar yang sesuai dengan fundamental ekonomi itu penting untuk menjamin ketersediaan sumber daya. Kebijakan itu juga membantu anggota APEC untuk mencapai keseimbangan permintaan dan penawaran.

Geithner, Sri Mulyani, dan Shanmugaratnam juga menyerukan agar anggota APEC meletakkan dasar baru bagi dinamika ekonomi di jangka menengah dan jangka panjang. "Tapi, usaha ini tergantung pada kondisi ekonomi masing-masing ekonomi anggota," demikian saran tiga menteri itu.

Semua langkah itu perlu dilakukan karena ada tekanan yang kuat dari China, negara yang memiliki ekonomi terbesar ketiga di dunia. Cina telah mempertahankan nilai tukar yuan di posisi 6,83 per dollar AS sejak Juli 2008.

Kalangan analis menilai, penguatan yuan akan mengubah wajah ekonomi China, terutama dalam neraca perdagangan dunia. Saat ini, ekspor China jauh melambung di atas impor.

Peran China dalam ekonomi dunia saat ini memang menjadi sangat penting. "Ketika renminbi melemah terhadap dollar AS, valuta di Asia akan cenderung menguat terhadap dollar AS," kata Darius Kowalczyk, Kepala Investasi Strategis di SJS Markets Ltd, Hong Kong.

Untuk menjaga stabilitas mata uangnya, beberapa anggota APEC memperketat pengawasan. Ambil contoh, Malaysia, Singapura dan Vietnam menetapkan nilai tukar mata uangnya berdasarkan keranjang beberapa mata uang tertentu. Taiwan dan Thailand secara teratur melakukan intervensi untuk mempengaruhi pasar valuta

Editor: Dikky Setiawan