Empat negara Arab putuskan hubungan dengan Qatar



RIYADH. Empat negara Arab memutuskan hubungan mereka dengan Qatar. Mereka adalah Arab Saudi, Bahrain, Mesir dan Uni Emirat Arab. Keempat negara beralasan, Qatar menyokong aksi terorisme.

Menteri Luar Negeri Bahrain mengeluarkan pernyataan resmi terkait hal tersebut pada Senin (5/6). Dia mengatakan, negaranya mensuspensi hubungan diplomatik dalam rangka menjaga keamanan nasional.

Dengan adanya keputusan tersebut, para diplomat Qatar memiliki waktu 48 jam untuk meninggalkan negara kerajaan tersebut. Tak hanya itu, wilayah udara dan pelabuhan antara kedua negara akan ditutup dalam waktu 24 jam sejak pengumuman Bahrain dilakukan.


Menurut Bahrain, keputusannya didasarkan pada aksi destabilisasi yang dilakukan Qatar.

"Berdasarkan atas kengototan Qatar untuk melanjutkan aksi destabilisasi keamanan dan stabilitas Kerajaan Bahrain, mencampuri urusan Bahrain, melanjutkan hasutan di media, mendukung aksi teroris bersenjata, mendanai kelompok yang berasosiasi dengan Iran untuk menumbangkan dan menyebar kekacauan di Bahrain melalui aksi pelanggaran kesepakatan dan prinsip-prinsip hukum internasional tanpa memperhatikan niali-nilai, hukum, moral, mempertimbangkan prinsip-prinsip tetangga yang baik, atau komitmen terhadap konstanta hubungan Teluk, dan penolakan semua komitmen sebelumnya," demikian pernyataan resmi Bahrain.

Sementara, Kantor Berita Arab Saudi mengutip sumber pejabat Saudi mengatakan negara tersebut memutuskan hubungan dan menutup perbatasan, laut, bandara, dengan Qatar untuk melindungi keamanan nasional dari bahaya terorisme dan kelompok ekstrimis.

Media tersebut juga menulis, pemerintah Saudi juga akan mengajak sekutunya dan memulai prosedur hukum  secepatnya dengan negara-negara sahabat dan perusahaan internasional untuk menerapkan prosedur yang sama, dengan alasan yang berkaitan dengan keamanan nasional Arab Saudi.

Dalam pernyataannya, Mesir mengatakan bahwa Qatar sudah mengambil 'jalur anti-Mesir' dan Kairo tidak mampu mencegah negara tersebut untuk mendukung terorisme.      

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie