Tiga negara produsen sepakat memperbaiki harga karet global



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Negara-negara produsen karet yang tergabung dalam International Tripartite Rubber Council (ITRC) merasa gerah melihat harga karet alam (NR) yang tak kunjung naik.

Mereka berpendapat, pelemahan harga karet ini dinilai sudah di luar batas kewajaran dan berlangsung lama. Karena itu, tiga negara produsen karet anggota ITRC melakukan pertemuan di Putrajaya, Malaysia pada 12-13 Desember 2018 ini.

Tiga negara anggota ITRC ini yaitu Thailand, Indonesia dan Malaysia. Ketiga negara ini telah melakukan analisa terhadap pergerakan harga karet global. Mereka mencapai kesimpulan kalau pergerakan harga karet saat ini tidak mencerminkan fundamentalnya, khususnya dalam pasokan dan permintaan.


Anggota ITRC sepakat menyimpulkan kalau pergerakan harga karet global selama ini dikendalikan persepsi pasar yang didasarkan pada data yang tidak akurat. Artinya, harga karet disetir spekulan, sehingga tidak mencerminkan fundamentalnya.

"Ketiga negara produsen karet menyatakan keprihatinan mereka karena pergerakan harga karet alam global dikendaliakn persepsi berdasarkan data yagn tidak akurat, meski dari sisi suplai tidak masalah,"bunyi pernyataan bersama ITRC, seperti dikutip dari https://ircorubber.com/, Kamis (13/12).

Ketiga negara mengambil kesimpulan bahwa harga karet saat ini yang berada dikisaran US$ 1,3 per kilogram (kg) hingga US$ 1,4 per kg sudah berada di bawah biaya produksi. Karena itu berdampak buruk pada jutaan petani dari negara-negara penghasil karet.

Untuk itu, ITRC berjanji akan segera mengambil kebijakan taktis untuk mengembalikan harga karet pada fundamentalnya. "Pejabat tiga negara anggota ITRC akan bertemu kembali lagi sebelum akhir tahun 2018 untuk mengambil langkah-langkah yang akan dilaksanakan ITRC mulai awal tahun 2019 mendatang," lanjut rilis tersebut.

Berkat pertemuan ini harga karet di pasar global sumringah. Mengutip Bloomberg, pergerakan harga karet di bursa Tokyo Commodity Exchange (TOCOM) pada hari Kamis (13/12) untuk kontrak pengiriman bulan Mei 2019, tercatat meningkat 2,55%, menjadi ‎¥ 168,90 per ton. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli