JAKARTA. Tingginya potensi industri perikanan di kawasan timur Indonesia mulai dilirik perusahaan lokal untuk membangun industri pengelolaan ikan. Salah satunya adalah PT Maritim Timur Jaya. Perusahaan yang masuk dalam Grup Artha Graha, milik Tommy Winata, ini memilih mengembangkan budidaya dan tambak udang. Menurut Direktur Usaha dan Investasi Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Made Arthajaya, perusahaan tengah membidik dua pulau di Maluku, yaitu Pulau Seram dan Pulau Tual. "Mereka sepertinya akan membangun industri pengolahan ikan terintegrasi dan saat ini dalam proses pengajuan izin," ujarnya, Selasa (4/11). Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia bidang Kelautan dan Perikanan Yugi Prayanto menambahkan, ada dua perusahaan lain yang juga tengah didorong untuk berinvestasi di sana, yaitu Jayanti Group dan PT Sekar Laut Finna. Permasalahan minimnya infrastruktur, seperti ketiadaan listrik, transportasi, air bersih, harga BBM yang mahal memang jadi kendala terbesar. Padahal, dari potensi ikan laut yang mencapai 6,52 juta ton saat ini, sebanyak 60% disumbangkan oleh perairan laut di Indonesia Timur.
Tiga perusahaan akan berinvestasi di perikanan
JAKARTA. Tingginya potensi industri perikanan di kawasan timur Indonesia mulai dilirik perusahaan lokal untuk membangun industri pengelolaan ikan. Salah satunya adalah PT Maritim Timur Jaya. Perusahaan yang masuk dalam Grup Artha Graha, milik Tommy Winata, ini memilih mengembangkan budidaya dan tambak udang. Menurut Direktur Usaha dan Investasi Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Made Arthajaya, perusahaan tengah membidik dua pulau di Maluku, yaitu Pulau Seram dan Pulau Tual. "Mereka sepertinya akan membangun industri pengolahan ikan terintegrasi dan saat ini dalam proses pengajuan izin," ujarnya, Selasa (4/11). Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia bidang Kelautan dan Perikanan Yugi Prayanto menambahkan, ada dua perusahaan lain yang juga tengah didorong untuk berinvestasi di sana, yaitu Jayanti Group dan PT Sekar Laut Finna. Permasalahan minimnya infrastruktur, seperti ketiadaan listrik, transportasi, air bersih, harga BBM yang mahal memang jadi kendala terbesar. Padahal, dari potensi ikan laut yang mencapai 6,52 juta ton saat ini, sebanyak 60% disumbangkan oleh perairan laut di Indonesia Timur.