KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Komunikasi dan Informasi Jhonny Gerard Plate menyebut ada tiga perusahaan yang sedang melakukan percobaan (trial) 5G di Indonesia yakni Qualcomm, Huawei dan ZTE. 

Maka dari itu, ia berharap ekosistem di Indonesia mengambil bagian dan mendukung teknologi tersebut mengingat nilai investasinya tidak kecil. "Ini 5G sedang progres trial, dan berjalan dengan lancar kok. Tapi, harus semuanya siap, korporasi siap, pemerintah siap, teknologi provider siap, perusahaan telekomunikasi harus siap. Karena investasinya enggak kecil, besar juga," kata Jhonny, Selasa (28/1). 

Dalam pertemuan di World Economy Forum, Jhonny mengaku bertemu dengan President Qualcomm Cristiano Amon yang mengaku tertarik untuk mengembangkan teknologi 5G di Indonesia. 

Baca Juga: Samsung dominasi penjualan smartphone 5G pada tahun 2019

"Hampir seluruh perusahaan (teknologi) melakukan percobaan 5G. Saya di World Economy Forum bertemu dengan presiden Qualcom yang mempunyai chip 5G. Tentu akan bekerja sama dengan konsorsiumnya dan tertarik mengimplementasikan teknologi 5G di Indonesia," ungkap dia. 

Selain Qualcomm, Huawei dan ZTE juga menunjukkan minat besar dalam investasi teknologi berbasis 5G. 

"Perusahaan (teknologi) lainnya seperti dari Huawei dan ZTE juga menunjukkan minat besar karena mereka ada di Indonesia cukup lama dan sudah melakuknan uji cobanya dan berhasil," ungkapnya. 

Baca Juga: Industri telekomunikasi harus bisa mengalap berkah dari teknologi 5G

Namun demikian di sisi lain ada tiga faktor pertimbangan bagi pemerintah ke depannya dalam memilih perusahaan teknologi mana yang akan implementasi 5G di Indonesia. Pertama, terkait dengan kebijakan atau arah yang akan ditempuh. 

Kedua, pemerintah memperhatikan keekonomiannya atau teknologi mana yang lebih kompetitif dan bermanfaat di Indonesia. Ketiga terkait dengan faktor geostrategisnya. (Kiki Safitri)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tiga Perusahaan Ini Trial 5G di Indonesia".

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari