JAKARTA. Tiga perusahaan semen Indonesia yang terdiri dari PT Semen Gresik (Persero) Tbk (SMGR), PT Semen Padang, dan PT Semen Tonasa, siap bersinergi menjadi sebuah holding bernama PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. Rencana mewujudkan strategic holding BUMN semen tersebut diharapkan bisa semakin memperkuat fondasi bisnis masing-masing perusahaan.Direktur Utama SMGR, Dwi Soetjipto mengungkapkan, strategic holding tersebut dibentuk sebagai respon BUMN persemenan di bawah Semen Gresik Grup terhadap perkembangan dunia bisnis, khususnya kompetisi di industri semen yang semakin ketat. "Nanti juga akan ada potensi marjin yang sangat dipengaruhi peningkatan persaingan bisnis," kata Dwi dalam keterangannya di Jakarta, Senin (17/12).Lebih lanjut, Dwi mengungkapkan, strategic holding akan memisahkan fungsi operasional dan fungsi holding. Selama ini, Semen Gresik Group yang terdiri atas Semen Tonasa, Semen Padang, dan Semen Gresik masih sebatas funcional holding dimana Semen Gresik menjadi induk (holding) sekaligus pemain yang memproduksi dan memasarkan semen. Ke depan, dengan terbentuknya strategic holding, ketiga pemain tersebut akan menjadi operating company berada di bawah payung PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. ”Termasuk Semen Gresik akan menjadi operating company yang setara dengan Semen Tonasa dan Semen Padang. Demikian pula ke depannya setiap ada operating company akan berada di tingkat setara dengan operating company yang telah ada,” jelasnya.Menanggapi hal itu, Direktur Utama Semen Tonasa, Andi Unggul Attas menambahkan, integrasi bisnis melalui Semen Indonesia akan membuat rencana dan gerak bisnis perusahaan masuk dalam skala ekonomi karena dilakukan secara terpadu. Sinergi dalam lingkungan perusahaan bisa menciptakan supporting system untuk mewujudkan efisiensi sekaligus efektivitas dalam operasi bisnis.”Semuanya itu akan bermuara pada peningkatan nilai tambah bagi perusahaan yang akan memberi dampak positif bagi stakeholders, termasuk tentu saja ke perekonomian lokal,” ujar Andi.Sementara, Direktur Utama Semen Padang, Munadi Arifin menjelaskan, peningkatan kinerja di masing-masing perusahaan akan membuat kontribusi perusahaan ke daerah semakin besar. Misalnya dalam hal pembayaran pajak untuk pembangunan di daerah, seperti Pajak Bumi dan Bangunan, Pajak Pemakaian Air Bawah Tanah, Pajak Galian C, Pajak Penerangan Jalan, dan Pajak Kendaraan Bermotor. ”Semakin kuat kinerja kami, semakin besar pula dampaknya ke ekonomi lokal. Pendapatan Asli Daerah (PAD) meningkat seiring semakin besarnya pajak daerah dan retribusi yang kami bayar, penyerapan tenaga kerja membesar, dan multiplier effect lainnya seperti kenaikan permintaan sejumlah barang dan jasa, mulai dari kuliner, wisata, properti, sampai perhotelan. Ujung-ujungnya, daya beli masyarakat akan terkerek naik,” jelas Munadi.Sampai akhir 2012, kelompok bisnis ini akan memiliki 15 pabrik pengemasan (packing plant) dan direncanakan pada 2016 keseluruhan berjumlah 29 packing plant di seluruh Indonesia, mulai dari ujung timur hingga barat Indonesia. Belum lagi pelabuhan khusus (special sea port) yang ada di delapan daerah, mulai Padang sampai Sorong. Masih ada juga sedikitnya 361 jaringan distributor yang mampu memberi kontribusi bagi daerahnya masing-masing.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Tiga perusahaan semen melebur jadi Semen Indonesia
JAKARTA. Tiga perusahaan semen Indonesia yang terdiri dari PT Semen Gresik (Persero) Tbk (SMGR), PT Semen Padang, dan PT Semen Tonasa, siap bersinergi menjadi sebuah holding bernama PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. Rencana mewujudkan strategic holding BUMN semen tersebut diharapkan bisa semakin memperkuat fondasi bisnis masing-masing perusahaan.Direktur Utama SMGR, Dwi Soetjipto mengungkapkan, strategic holding tersebut dibentuk sebagai respon BUMN persemenan di bawah Semen Gresik Grup terhadap perkembangan dunia bisnis, khususnya kompetisi di industri semen yang semakin ketat. "Nanti juga akan ada potensi marjin yang sangat dipengaruhi peningkatan persaingan bisnis," kata Dwi dalam keterangannya di Jakarta, Senin (17/12).Lebih lanjut, Dwi mengungkapkan, strategic holding akan memisahkan fungsi operasional dan fungsi holding. Selama ini, Semen Gresik Group yang terdiri atas Semen Tonasa, Semen Padang, dan Semen Gresik masih sebatas funcional holding dimana Semen Gresik menjadi induk (holding) sekaligus pemain yang memproduksi dan memasarkan semen. Ke depan, dengan terbentuknya strategic holding, ketiga pemain tersebut akan menjadi operating company berada di bawah payung PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. ”Termasuk Semen Gresik akan menjadi operating company yang setara dengan Semen Tonasa dan Semen Padang. Demikian pula ke depannya setiap ada operating company akan berada di tingkat setara dengan operating company yang telah ada,” jelasnya.Menanggapi hal itu, Direktur Utama Semen Tonasa, Andi Unggul Attas menambahkan, integrasi bisnis melalui Semen Indonesia akan membuat rencana dan gerak bisnis perusahaan masuk dalam skala ekonomi karena dilakukan secara terpadu. Sinergi dalam lingkungan perusahaan bisa menciptakan supporting system untuk mewujudkan efisiensi sekaligus efektivitas dalam operasi bisnis.”Semuanya itu akan bermuara pada peningkatan nilai tambah bagi perusahaan yang akan memberi dampak positif bagi stakeholders, termasuk tentu saja ke perekonomian lokal,” ujar Andi.Sementara, Direktur Utama Semen Padang, Munadi Arifin menjelaskan, peningkatan kinerja di masing-masing perusahaan akan membuat kontribusi perusahaan ke daerah semakin besar. Misalnya dalam hal pembayaran pajak untuk pembangunan di daerah, seperti Pajak Bumi dan Bangunan, Pajak Pemakaian Air Bawah Tanah, Pajak Galian C, Pajak Penerangan Jalan, dan Pajak Kendaraan Bermotor. ”Semakin kuat kinerja kami, semakin besar pula dampaknya ke ekonomi lokal. Pendapatan Asli Daerah (PAD) meningkat seiring semakin besarnya pajak daerah dan retribusi yang kami bayar, penyerapan tenaga kerja membesar, dan multiplier effect lainnya seperti kenaikan permintaan sejumlah barang dan jasa, mulai dari kuliner, wisata, properti, sampai perhotelan. Ujung-ujungnya, daya beli masyarakat akan terkerek naik,” jelas Munadi.Sampai akhir 2012, kelompok bisnis ini akan memiliki 15 pabrik pengemasan (packing plant) dan direncanakan pada 2016 keseluruhan berjumlah 29 packing plant di seluruh Indonesia, mulai dari ujung timur hingga barat Indonesia. Belum lagi pelabuhan khusus (special sea port) yang ada di delapan daerah, mulai Padang sampai Sorong. Masih ada juga sedikitnya 361 jaringan distributor yang mampu memberi kontribusi bagi daerahnya masing-masing.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News