Tiga Pilar (AISA) putar otak di tengah sengkarut kasus hukum



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) terus memutar otak agar tetap eksis di tengah sengkarut kasus hukum yang membelitnya. Sebagaimana diketahui, banyak anak perusahaan itu yang terkena Penundaan Pembayaran Kewajiban Utang (PKPU).

Meskipun begitu, beberapa anak usaha terus berupaya untuk mendorong kinerja perusahaan itu, sekaligus menciptakan inovasi di tahun ini.

Tak ingin melewatkan momentum tahun pemilu yang diyakini mampu mendorong sektor konsumsi Tanah Air, AISA lewat beberapa anak usahanya yakni PT Putra Taro Paloma (PTP) dan PT Tiga Pilar Sejahtera Food.


"Kita lagi pilah-pilah inovasi mana yang enggak perlu tambah capital expenditure (capex). Apalagi, kita belum bisa ekspansi karena PKPU, sehingga tidak bisa menambah maupun mengurangi harta perusahaan," kata Corporate Secretary AISA kepada Kontan.co.id, Senin (15/1).

Untuk itu, perusahaan tersebut tengah memutar otak untuk tetap bisa berinovasi tanpa harus menambah aset. Ditambah lagi, emiten itu mengaku banyak mesin yang belum dimanfaatkan.

"Kami juga tengah siap-siap, rencananya akan ada beberapa produk yang di launching tahun ini. Kami juga akan perluas pangsa pasar Bihun Tanam Jagung, yang saat ini termasuk market leading di Jakarta dan Jawa Barat," jelasnya.

Selain itu, Tanam Jagung tidak terkena PKPU, sehingga tahun ini produksinya akan terus digenjot. Inovasi yang akan dilakukan cenderung dari sisi distribusi pemasaran, di mana emiten itu akan langsung turun ke reseller, yang tujuannya memperluas pangsa pasar hingga Jawa Tengah.

Senior Brand Manager dari PT Putra Taro Paloma (PTP) yang merupakan anak usaha AISA sekaligus produsen snack Taro, Wibowo Rubitomo mengatakan, tahun ini sasaran market Taro adalah milenial.

Di mana, tahun ini Taro akan mengeluarkan tiga varian rasa baru di mana dua varian bakal membidik market milenial dan satu varian untuk anak anak.

"Kuartal I ini, kita akan keluarkan Tari Potato Stick untuk para milenial, nanti akan ada untuk kids dan milenial juga di kuartal II dan kuartal III. Variannya apa? tunggu saja," jelas Rubi saat ditemui Kontan.co.id

Trade Marketing Senior Manager Taro I Nengah Gita Sugiastama mengatakan, penjualan Taro di 2019 diharapkan bisa tumbuh 20% atau sebaik 2017. Meskipun perlu diakui penjualan 2018 menurun seiring kondisi market, namun di optimistis 2019 bisa mencapai target.

"Penjualan dua bulan terakhir cenderung naik, dan sebenarnya permintaan di pasar stabil meskipun kondisi perusahaan masih mengalami kasus PKPU," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto