Tiga Pilar bak sudah jatuh tertimpa tangga



JAKARTA. Sudah jatuh tertimpa tangga. Ungkapan ini agaknya tepat bagi PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA). Selain tersandung dugaan penipuan penjualan beras, kinerja keuangan AISA terancam oleh penetapan harga eceran tertinggi (HET) beras sebesar Rp 9.000 per kilogram.

Analis First Asia Capital David Sutyanto menilai, kepercayaan konsumen terhadap merek 'Maknyuss' dan 'Cap Ayam Jago' turun akibat kasus ini. "Ini bisa berdampak ke penjualan," kata dia, kemarin.

Analis Investa Saran Mandiri Hans Kwee menganalisis, penjualan bisa turun lumayan. "Perusahaan mungkin kehilangan 17%-20% dari total pendapatan sekarang jika PT IBU terbukti bersalah," ujar dia.


Aturan baru Kementerian Perdagangan soal harga patokan tertinggi beras eceran (HET) juga berpotensi merontokkan penjualan beras AISA. Menurut aturan main baru, harga tertinggi penjualan beras ke konsumen dipatok sebesar Rp 9.000 per kg.

Padahal, harga beras 'Maknyuss' di pasaran Rp 13.700 per kilogram. Beras 'Cap Ayam Jago' dihargai Rp 20.400 per kg. Nantinya, AISA mau tidak mau harus menurunkan harga jual berasnya, jauh dari harga jualnya saat ini.

Buat informasi, di 2016, bisnis beras menyumbang 62,73% pendapatan AISA. Di kuartal I-2017, bisnis beras menyumbang Rp 922,48 miliar, 63% dari total pendapatan. Jika rata-rata harga jual beras AISA Rp 17.050 per kg dan hasil penjualan beras di 2016 lalu Rp 4,1 triliun, maka tahun lalu AISA berhasil menjual 240.841,82 ton beras.

Menuruti aturan baru, AISA berpotensi kehilangan pendapatan Rp 8.050 per kg dari beras. Dengan asumsi volume penjualan 240.841,82 ton, AISA berpotensi kehilangan pendapatan Rp 1,94 triliun, belum termasuk potensi rugi dari produk yang tak laku.

Tapi, Hans yakin AISA tetap bisa bertahan meski PT IBU ditutup lantaran kasus ini. "Bisnis makanan mereka masih berjalan sehingga mereka masih punya nyawa dari lini bisnis yang lain," kata Hans.

David menuturkan, hal ini akan menurunkan valuasi AISA. "Kinerja perusahaan akan anjlok meski belum tentu lama," tutur David.

David merekomendasikan sell AISA dengan target di bawah Rp 1.000. Sedang Hans menargetkan akumulasi beli dengan target di bawah Rp 1.000 per saham. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini