JAKARTA. Selain mulai masuk ke sektor CPO, tahun ini PT Tiga Pilar Sejahtera Food (AISA) juga akan mendapatkan tambahan penghasilan dari bisnis perdagangan beras. Terlebih AISA sudah menandatangi nota kesepahaman (moU) dengan Induk Koperasi Unit Desa (Inkud) untuk memasok ke Bulog. Menurut Presiden Direktur AISA Stefanus Joko Mogoginta, memperkirakan pendapatan AISA dari bisnis ini di 2010 akan mencapai Rp 300 miliar. Padahal untuk tahun ini, beras tersebut akan dibeli dari koperasi di dua provinsi yaitu Jawa Barat dan Jawa Tengah. "Dari dua provinsi tersebut, kita akan ambil di enam titik. Masing-masing provinsi tiga titik," jelasnya, Selasa (25/5). Kedepannya, Stefanus memperkirakan AISA akan mulai mengambil beras di sembilan provinsi penghasil beras, yaitu Banten, Jawab Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Sulawesi Selatan, Kalimatan Selatan, Lampung, dan Sumatera Selatan. Dengan perkirakaan pendapatan bisa mencapai Rp 5 triliun per tahun dengan asumsi memasok 1-2 juta ton ke Bulog pada harga Rp 5.000 per kilogram.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Tiga Pilar Dapat Proyek Memasok Beras Ke Bulog
JAKARTA. Selain mulai masuk ke sektor CPO, tahun ini PT Tiga Pilar Sejahtera Food (AISA) juga akan mendapatkan tambahan penghasilan dari bisnis perdagangan beras. Terlebih AISA sudah menandatangi nota kesepahaman (moU) dengan Induk Koperasi Unit Desa (Inkud) untuk memasok ke Bulog. Menurut Presiden Direktur AISA Stefanus Joko Mogoginta, memperkirakan pendapatan AISA dari bisnis ini di 2010 akan mencapai Rp 300 miliar. Padahal untuk tahun ini, beras tersebut akan dibeli dari koperasi di dua provinsi yaitu Jawa Barat dan Jawa Tengah. "Dari dua provinsi tersebut, kita akan ambil di enam titik. Masing-masing provinsi tiga titik," jelasnya, Selasa (25/5). Kedepannya, Stefanus memperkirakan AISA akan mulai mengambil beras di sembilan provinsi penghasil beras, yaitu Banten, Jawab Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Sulawesi Selatan, Kalimatan Selatan, Lampung, dan Sumatera Selatan. Dengan perkirakaan pendapatan bisa mencapai Rp 5 triliun per tahun dengan asumsi memasok 1-2 juta ton ke Bulog pada harga Rp 5.000 per kilogram.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News