JAKARTA. Niat PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) membesarkan lini bisnis perkebunan kelapa sawit rupanya tidak main-main. Selain menyiapkan initial public offering (IPO) salah satu anak usaha yang bergerak di bisnis perkebunan, Tiga Pilar juga berutang US$ 125 juta demi mendukung rencana ekspansi bisnis tersebut.Perusahaan ini mendapat pinjaman sindikasi dari empat bank, yaitu Rabobank International Indonesia, Bank Permata, Indonesia Exim Bank, dan RHB Bank. Perinciannya adalah US$ 100 juta berupa pinjaman jangka menengah dan US$ 25 juta sisanya merupakan kredit revolving atau yang bisa ditarik sewaktu-waktu. Untuk pinjaman jangka menengah, tingkat suku bunga sebesar 6% per tahun dengan tenor pinjaman lima tahun dan masa perpanjangan dua tahun apabila dibutuhkan. Sedangkan bunga kredit revolving sebesar 5,85% per tahun dan tenor pinjaman bisa diperpanjang setiap tahunnya (yearly rollover).Stefanus Joko Mogoginta, Direktur Utama Tiga Pilar Sejahtera Food menjelaskan, pinjaman akan mengalir untuk anak usaha di bidang perkebunan sawit yakni PT Bumiraya Investindo. "Rencananya, Bumiraya Investindo akan menambah luas lahan tertanam menjadi 31.000 hektare (ha) pada 2016," jelas Joko usai meneken perjanjian sindikasi, Kamis (26/6).Asal tahu saja, saat ini Tiga Pilar menggenggam 65% saham Bumiraya Investindo. Sedangkan 35% sisanya dimiliki mitra Tiga Pilar, Bungee. Perusahaan ini memiliki aset senilai Rp 1,15 triliun.Bumiraya Investindo memiliki tujuh perkebunan tersebar di Sumatera dan Kalimantan dengan luas area konsesi secara keseluruhan 79.000 ha. Dari luas areal tersebut, baru 18% area konsesi atau seluas 17.000 ha yang sudah tertanam. Ini berarti perusahaan dengan kode emiten AISA harus menanam area seluas 14.000 ha lagi untuk mengejar target luas lahan tertanam menjadi 31.000 ha dalam dua tahun ke depan.Selain itu, Bumiraya Investindo juga mempunyai satu pabrik pengolahan kelapa sawit berkapasitas 30 metrik ton tandan buah segar per jam. Pabrik tersebut baru beroperasi mulai April 2013 lalu.Sekadar catatan, Bumiraya Investindo membukukan pendapatan Rp 35,52 miliar dan laba bersih Rp 8,38 miliar pada kuartal I-2014. Sayangnya Joko masih enggan memaparkan target pencapaian kinerja sampai dengan penghujung tahun maupun kontribusi bagi Tiga Pilar.Selain itu, Joko menjelaskan, hingga saat ini Tiga Pilar masih memproses IPO anak usaha lain yang juga bergerak di bisnis perkebunan, yakni PT Golden Plantation. Golden Plantation akan siapkan untuk menjadi induk usaha bisnis perkebunan.Joko menuturkan Tiga Pilar akan melepas sekitar 17% saham Golden Plantation yang direncanakan terlaksana pada akhir 2014. Dari hajatan ini, Tiga Pilar menargetkan perolehan dana segar hingga Rp 500 miliar. Dana ini yang akan digunakan untuk ekspansi. Saat ini Tiga Pilar masih menguasai hingga 99,99% saham Golden Plantation.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Tiga Pilar mulai membesarkan lini usaha perkebunan
JAKARTA. Niat PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) membesarkan lini bisnis perkebunan kelapa sawit rupanya tidak main-main. Selain menyiapkan initial public offering (IPO) salah satu anak usaha yang bergerak di bisnis perkebunan, Tiga Pilar juga berutang US$ 125 juta demi mendukung rencana ekspansi bisnis tersebut.Perusahaan ini mendapat pinjaman sindikasi dari empat bank, yaitu Rabobank International Indonesia, Bank Permata, Indonesia Exim Bank, dan RHB Bank. Perinciannya adalah US$ 100 juta berupa pinjaman jangka menengah dan US$ 25 juta sisanya merupakan kredit revolving atau yang bisa ditarik sewaktu-waktu. Untuk pinjaman jangka menengah, tingkat suku bunga sebesar 6% per tahun dengan tenor pinjaman lima tahun dan masa perpanjangan dua tahun apabila dibutuhkan. Sedangkan bunga kredit revolving sebesar 5,85% per tahun dan tenor pinjaman bisa diperpanjang setiap tahunnya (yearly rollover).Stefanus Joko Mogoginta, Direktur Utama Tiga Pilar Sejahtera Food menjelaskan, pinjaman akan mengalir untuk anak usaha di bidang perkebunan sawit yakni PT Bumiraya Investindo. "Rencananya, Bumiraya Investindo akan menambah luas lahan tertanam menjadi 31.000 hektare (ha) pada 2016," jelas Joko usai meneken perjanjian sindikasi, Kamis (26/6).Asal tahu saja, saat ini Tiga Pilar menggenggam 65% saham Bumiraya Investindo. Sedangkan 35% sisanya dimiliki mitra Tiga Pilar, Bungee. Perusahaan ini memiliki aset senilai Rp 1,15 triliun.Bumiraya Investindo memiliki tujuh perkebunan tersebar di Sumatera dan Kalimantan dengan luas area konsesi secara keseluruhan 79.000 ha. Dari luas areal tersebut, baru 18% area konsesi atau seluas 17.000 ha yang sudah tertanam. Ini berarti perusahaan dengan kode emiten AISA harus menanam area seluas 14.000 ha lagi untuk mengejar target luas lahan tertanam menjadi 31.000 ha dalam dua tahun ke depan.Selain itu, Bumiraya Investindo juga mempunyai satu pabrik pengolahan kelapa sawit berkapasitas 30 metrik ton tandan buah segar per jam. Pabrik tersebut baru beroperasi mulai April 2013 lalu.Sekadar catatan, Bumiraya Investindo membukukan pendapatan Rp 35,52 miliar dan laba bersih Rp 8,38 miliar pada kuartal I-2014. Sayangnya Joko masih enggan memaparkan target pencapaian kinerja sampai dengan penghujung tahun maupun kontribusi bagi Tiga Pilar.Selain itu, Joko menjelaskan, hingga saat ini Tiga Pilar masih memproses IPO anak usaha lain yang juga bergerak di bisnis perkebunan, yakni PT Golden Plantation. Golden Plantation akan siapkan untuk menjadi induk usaha bisnis perkebunan.Joko menuturkan Tiga Pilar akan melepas sekitar 17% saham Golden Plantation yang direncanakan terlaksana pada akhir 2014. Dari hajatan ini, Tiga Pilar menargetkan perolehan dana segar hingga Rp 500 miliar. Dana ini yang akan digunakan untuk ekspansi. Saat ini Tiga Pilar masih menguasai hingga 99,99% saham Golden Plantation.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News