NEW YORK. Tahun 2014 hanya tinggal menghitung hari. Tak heran banyak analis yang mulai merilis outlook atau pandangan mereka terhadap perekonomian dan politik dunia. Tak terkecuali Asia. Berikut sejumlah outlook penting di Asia untuk tahun depan:I. Bursa China akan mencatatkan reliHarapan bahwa bursa China akan mencetak kenaikan berkali-kali lipat di tahun ini seiring dengan pulihnya perekonomian mereka terbukti salah besar. Pasalnya, bursa China malah bergerak flat dengan kecenderungan menurun di tahun 2013. Meski demikian, tahun 2014 diprediksi akan berbeda. Reformasi yang dilakukan oleh pemimpin China selama November disebut-sebut sebagai kebijakan paling spektakuler dalam tiga dekade terakhir. Hal itu akan menyuntikkan nyawa ke pasar saham Negeri Panda tersebut. Sebagai contoh, saham-saham yang berhubungan dengan produk bayi sudah melejit sangat tinggi seiring dengan adanya pelonggaran kebijakan satu keluarga satu anak di China. II. Pasar properti Asia akan terkoreksiReaksi pasar terhadap isu tapering dari the Federal Reserve (taper tantrum) bukan satu-satunya alasan mengapa kenaikan harga properti di Asia akan mereda. Adanya pembatasan kepemilikan rumah di Singapura, Hong Kong dan China dalam beberapa tahun terakhir juga menyebabkan tingkat permintaan rumah menurun. Di sisi lain, tingginya tingkat suku bunga acuan dan membanjirnya pasokan rumah baru akan semakin menekan harga properti. Meski demikian, penurunannya tidak akan drastis dan diprediksi presentasenya hanya sebesar satu digit saja. Sepertinya, tahun depan merupakan waktu yang pas untuk membeli rumah. III. Ketegangan politik dan sosial di Asia akan meningkatDi Asia, ketegangan politik dan sosial baik domestik dan geopolitik, diprediksi akan semakin meningkat tahun depan. Hubungan antara China dan Jepang akan memanas terkait isu sengketa pulau yang terletak di Laut China Timur. Pasalnya, kedua pihak menolak untuk berunding. Di sisi lain, ketegangan sosial di China juga akan terjadi seiring meningkatnya jumlah masyarakat yang vokal dan menjadi aktivis. Mereka melakukan aksi protes mengenai apa saja, mulai dari polusi udara hingga korupsi pemerintah. Di negara Asia lainnya, ketegangan politik juga berpotensi terjadi di Indonesia dan India di mana kedua negara ini akan melangsungkan pemilihan umum. Lalu, aksi protes di Thailand hingga saat ini belum menunjukkan tanda-tanda mereda.
Tiga prediksi besar Asia di 2014
NEW YORK. Tahun 2014 hanya tinggal menghitung hari. Tak heran banyak analis yang mulai merilis outlook atau pandangan mereka terhadap perekonomian dan politik dunia. Tak terkecuali Asia. Berikut sejumlah outlook penting di Asia untuk tahun depan:I. Bursa China akan mencatatkan reliHarapan bahwa bursa China akan mencetak kenaikan berkali-kali lipat di tahun ini seiring dengan pulihnya perekonomian mereka terbukti salah besar. Pasalnya, bursa China malah bergerak flat dengan kecenderungan menurun di tahun 2013. Meski demikian, tahun 2014 diprediksi akan berbeda. Reformasi yang dilakukan oleh pemimpin China selama November disebut-sebut sebagai kebijakan paling spektakuler dalam tiga dekade terakhir. Hal itu akan menyuntikkan nyawa ke pasar saham Negeri Panda tersebut. Sebagai contoh, saham-saham yang berhubungan dengan produk bayi sudah melejit sangat tinggi seiring dengan adanya pelonggaran kebijakan satu keluarga satu anak di China. II. Pasar properti Asia akan terkoreksiReaksi pasar terhadap isu tapering dari the Federal Reserve (taper tantrum) bukan satu-satunya alasan mengapa kenaikan harga properti di Asia akan mereda. Adanya pembatasan kepemilikan rumah di Singapura, Hong Kong dan China dalam beberapa tahun terakhir juga menyebabkan tingkat permintaan rumah menurun. Di sisi lain, tingginya tingkat suku bunga acuan dan membanjirnya pasokan rumah baru akan semakin menekan harga properti. Meski demikian, penurunannya tidak akan drastis dan diprediksi presentasenya hanya sebesar satu digit saja. Sepertinya, tahun depan merupakan waktu yang pas untuk membeli rumah. III. Ketegangan politik dan sosial di Asia akan meningkatDi Asia, ketegangan politik dan sosial baik domestik dan geopolitik, diprediksi akan semakin meningkat tahun depan. Hubungan antara China dan Jepang akan memanas terkait isu sengketa pulau yang terletak di Laut China Timur. Pasalnya, kedua pihak menolak untuk berunding. Di sisi lain, ketegangan sosial di China juga akan terjadi seiring meningkatnya jumlah masyarakat yang vokal dan menjadi aktivis. Mereka melakukan aksi protes mengenai apa saja, mulai dari polusi udara hingga korupsi pemerintah. Di negara Asia lainnya, ketegangan politik juga berpotensi terjadi di Indonesia dan India di mana kedua negara ini akan melangsungkan pemilihan umum. Lalu, aksi protes di Thailand hingga saat ini belum menunjukkan tanda-tanda mereda.