KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tiga perusahaan besar dirgantara Eropa (Airbus, Thales, dan Leonardo) pada Kamis (21/10) mengumumkan kesepakatan awal untuk menggabungkan bisnis manufaktur satelit mereka yang merugi. Kesepakatan tersebut dilakukan sebagai langkah strategis menghadapi dominasi cepat pesaing global seperti Starlink milik Elon Musk.
Sinergi Besar Mulai 2027
Kesepakatan yang telah lama dinantikan ini akan membentuk entitas baru yang rencananya mulai beroperasi pada 2027, dengan syarat mendapat persetujuan dari regulator Uni Eropa. Regulasi sebelumnya diketahui kerap menolak upaya konsolidasi besar di sektor strategis seperti dirgantara dan pertahanan.“Project Bromo”: Inspirasi dari Model MBDA
Inisiatif ini diberi nama sandi “Project Bromo”, merujuk pada proyek kerja sama lintas negara yang mulai digagas sejak tahun lalu. Model kolaborasi ini meniru keberhasilan MBDA, produsen rudal Eropa yang juga dimiliki bersama oleh Airbus, Leonardo, dan BAE Systems. Menurut pernyataan resmi, merger ini diharapkan menghasilkan sinergi bernilai ratusan juta euro per tahun pada laba operasional, mulai dirasakan dalam lima tahun setelah integrasi.Reaksi atas Tekanan dari Satelit Murah
Selama bertahun-tahun, produsen satelit Eropa bersaing di segmen satelit besar untuk orbit geostasioner. Baca Juga: Starship Catat Sejarah, Berhasil Lepas Satelit Tiruan Starlink di Uji Terbang ke-10 Namun, mereka kini menghadapi tekanan berat dari munculnya satelit kecil berbiaya rendah di orbit rendah (Low Earth Orbit/LEO), yang mendominasi pasar berkat ekspansi masif Starlink dan pesaing baru seperti OneWeb serta Amazon Kuiper. Ketiga CEO perusahaan menyatakan bahwa penggabungan ini penting untuk menjaga “kemandirian Eropa di bidang luar angkasa strategis”, mengingat peran vital satelit dalam pertahanan, komunikasi, dan pengawasan global.Ruang Lingkup dan Struktur Bisnis
Entitas baru akan menggabungkan berbagai aset penting, termasuk:- Thales Alenia Space dan Telespazio, dua joint venture antara Thales dan Leonardo;
- Beragam unit bisnis ruang angkasa dan digital milik Airbus;
- Aset ruang angkasa yang masih dimiliki Leonardo dan Thales SESO.