Tiga saham ini paling diincar asing pekan lalu, ini rekomendasi jangka pendeknya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada perdagangan pekan lalu tercatat ada tiga saham yang paling diminati oleh asing. Itu tercermin dari net foreign buy paling besar sepanjang pekan lalu. Adapun saham dengan net buy terbesar yakni PT Bank Central Asia Tbk  (BBCA), PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dan PT Indah Kiat Pulp & Paper Corp Tbk (INKP) masing-masing Rp 711 miliar, Rp 255 miliar dan Rp 172 miliar.

Rovandi, Analis Trimegah Sekuritas melihat, minat pembelian asing pada BBCA masih bullish ketika IHSG turun, bahkan ketika sektor perbankan terkoreksi.

Menurutnya, BBCA pada jangka pendek akan koreksi dengan pergerakan di rentang 23.000 hingga 23.500. Namun, untuk jangka panjang masih berpeluang untuk uptrend.


Sampai pukul 14:37, BBCA diperdagangkan naik 0,65% menjadi Rp 23.250 per saham

Lebih lanjut, berdasarkan analisis teknikal, PTBA menikmati long term bullish dengan harga jauh di atas cloud Ichimoku dan MA-200.

“Hampir semua sinyal masih menunjukkan uptrend untuk PTBA. Namun, saat ini PTBA sudah memasuki area jenuh beli dengan potensi koreksi minor,” ujar Rovandi kepada Kontan.co.id, Senin (23/7).

Rovandi merekomendasikan PTBA buy dengan target price terdekat di level 4.450. Jika terlampaui, maka resistance selanjutnya di 4.750.

Sedangkan support pertama di level 4.080, dan jika dilewati maka batas bawah kuat lainnya di 3.830.

PTBA sampai siang ini di harga Rp 4.340, naik 1,88% dari posisi akhir pekan lalu.

Selanjutnya, untuk INKP secara jangka panjang masih berpotensi bullish dengan harga sudah keluar dari area jenuh beli

INKP saat ini berada di pergerakan MA20 atau 18.900 dengan indikasi melemah menuju harga 18.150. Jika level tersebut tembus maka tahanan selanjutnya di support 16.900.

“Selama masih berada di atas harga tersebut, INKP masih aman dan berpotensi melanjutkan uptrend dengan target price 23.100, setelah tembus resistance di 20.500,” ujar Rovandi.

Indah Kiat Pulp & Paper Corp Tbk siang ini terkoreksi 4,94% menjadi 18.775 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia