HONG KONG.
Avian influenza alias flu burung masih mengintai China. Pemerintah Tiongkok telah mengidentifikasi virus H7N9 pada pasar unggas hidup di kota Shenzhen. Penemuan tersebut mengindikasikan masyarakat di wilayah provinsi Guangdong rentan terpapar virus flu burung. Otoritas kesehatan Provinsi Guangdong memeriksa 70 sampel dari 13 pasar unggas hidup di kota Shenzhen. Dari jumlah tersebut, sedikitnya tiga sampel diketahui positif virus H7N9. Otoritas Hong Kong telah meningkatkan pengawasan para wisatawan, setelah ditemukan dua kasus virus flu burung jenis baru, yang sejauh ini telah menewaskan 45 orang di China.
Pada kasus pertama di Hong Kong, seorang perempuan tenaga kerja asal Indonesia berusia 36 tahun terpapar H7N9 setelah berkunjung dari Shenzhen untuk membeli dan menyembelih ayam. Kasus kedua menimpa seorang kakek berusia 80 tahun yang dirawat di rumah sakit Shenzhen pada bulan lalu, sebelum dipindahkan ke Hong Kong. "Mengunjungi pasar unggas di Shenzhen kemungkinan menjadi sumber infeksi setidaknya satu dari dua kasus di Hong Kong," ujar Ben Cowling,
Associate Professor of Infectious Disease Epidemiology School of Public Health University of Hong Kong, seperti dikutip
Bloomberg, Kamis (12/12). Menurut dia, ada kemungkinan infeksi virus H7N9 di wilayah Shenzhen menyebar lebih luas. Shenzhen berjarak kurang dari 30 mil dari pusat kota Hong Kong, sebuah destinasi populer untuk berbelanja dan bersantap. Otoritas kesehatan Guangdong menyebutkan, tiga sampel yang positif H7N9 ditemukan di dua pasar unggas hidup.
Satu sampel berasal dari kotoran ayam, satu sampel dari mesin pembersih bulu ayam, sementara satu sampel lagi berasal dari papan pemotong ayam atau telanan. Para pedagang ayam di pasar Hengan Paibang distrik Longan, salah satu pasar yang ditemukan sampel positif H7N9, masih membuka kios. Pengelola pasar setempat bilang, para pedagang mendapatkan pasokan ayam dari Pasar Grosir Unggas Buji. "Tidak ada permintaan untuk ditutup," ungkap Zhang Jinghui, Kepala pasar Paibang. Para pedagang menunggu instruksi komite desa. Yang pasti, mereka mengaku setiap hari melakukan desinfektan terhadap kios-kios tersebut. Huang Weihua, pedagang unggas dengan sampel positif H7N9, mengaku hanya mampu menjual dua ekor ayam kemarin, menurun drastis dari biasanya 30 ekor hingga 40 ekor ayam per hari. Sedangkan di pasar Kangqiao, pasar lain yang diketahui memiliki sampel positif H7N9, tidak terlihat aktivitas penjualan ayam hidup. Wang Xiaohua, kepala pasar setempat menyatakan, kios-kios yang menjual ayam hidup ditutup selama tiga hari. "Departemen Perindustrian dan Perdagangan meminta kami untuk menutup kios sementara waktu, untuk memastikan semuanya bersih karena masyarakat mengkhawatirkan flu burung," ungkap Wang.
Editor: Sandy Baskoro