KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Membaiknya harga nikel pada Oktober tahun ini menjadi US$ 11.675 per ton, tak membuat tiga pabrik pemurnian (smelter) nikel kembali beroperasi. Hingga saat ini, PT Indoferro dan PT Bintang Timur Steel di Cilegon, serta PT Cahaya Modern Metal Industri belum kunjung melakukan pemurnian. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), menyebut tidak beroperasinya ketiga smelter perusahaan tersebut lebih dipengaruhi oleh harga bahan baku. Yakni kokas. Kepala Biro Komunikasi Layanan Informasi Publik dan Kerjasama, Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana menyebutkan, berhentinya operasi ketiga smelter itu akibat kenaikan biaya operasi dan harga kokas mencapai US$ 300 per ton dari sebelumnya hanya US$ 100 per ton.
Tiga smelter nikel masih tiarap
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Membaiknya harga nikel pada Oktober tahun ini menjadi US$ 11.675 per ton, tak membuat tiga pabrik pemurnian (smelter) nikel kembali beroperasi. Hingga saat ini, PT Indoferro dan PT Bintang Timur Steel di Cilegon, serta PT Cahaya Modern Metal Industri belum kunjung melakukan pemurnian. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), menyebut tidak beroperasinya ketiga smelter perusahaan tersebut lebih dipengaruhi oleh harga bahan baku. Yakni kokas. Kepala Biro Komunikasi Layanan Informasi Publik dan Kerjasama, Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana menyebutkan, berhentinya operasi ketiga smelter itu akibat kenaikan biaya operasi dan harga kokas mencapai US$ 300 per ton dari sebelumnya hanya US$ 100 per ton.