JAKARTA. Pengusaha tambang nikel di Indonesia saat ini sibuk merealisasikan pembangunan pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter). Hal ini dilakukan di tengah harga nikel di pasar global lesu. Pebisnis berharap saat proyek smelter beroperasi, harga nikel di pasar global sudah naik lagi. Sebagai gambaran, harga nikel di London Metal Exchange (LME), untuk cash buyer per 3 Februari mencapai US$ 15.370 per ton. Harga jual ini turun drastis jika dibandingkan dengan pertengahan 2014 yang mencapai lebih dari US$ 20.000 per ton. Mag Faizal Emzita, Direktur Asosiasi Nikel Indonesia (ANI) optimistis potensi bisnis industri nikel masih cerah kendati saat ini harga melorot akibat perlambatan pertumbuhan ekonomi di China. "Pengusaha dan investor juga sudah mulai yakin kebijakan mineral di Indonesia tetap konsisten, sehingga tak ada pilihan selain menyelesaikan smelter," kata dia ke pada KONTAN, Rabu (4/2).
Tiga smelter siap beroperasi
JAKARTA. Pengusaha tambang nikel di Indonesia saat ini sibuk merealisasikan pembangunan pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter). Hal ini dilakukan di tengah harga nikel di pasar global lesu. Pebisnis berharap saat proyek smelter beroperasi, harga nikel di pasar global sudah naik lagi. Sebagai gambaran, harga nikel di London Metal Exchange (LME), untuk cash buyer per 3 Februari mencapai US$ 15.370 per ton. Harga jual ini turun drastis jika dibandingkan dengan pertengahan 2014 yang mencapai lebih dari US$ 20.000 per ton. Mag Faizal Emzita, Direktur Asosiasi Nikel Indonesia (ANI) optimistis potensi bisnis industri nikel masih cerah kendati saat ini harga melorot akibat perlambatan pertumbuhan ekonomi di China. "Pengusaha dan investor juga sudah mulai yakin kebijakan mineral di Indonesia tetap konsisten, sehingga tak ada pilihan selain menyelesaikan smelter," kata dia ke pada KONTAN, Rabu (4/2).