Tiga strategi Bank Permata hadapi kenaikan NPL



JAKARTA. PT Bank Permata Tbk merancang tiga strategi untuk menekan potensi kenaikan kredit bermasalah sampai akhir 2016. Seperti diketahui, pada kuartal 1 2016, NPL bank berkode BNLI ini mengalami kenaikan 94,66 bps menjadi 3,24% dari sebelumnya kuartal 1 2015 sebesar 1,66%.

Kenaikan NPL ini juga yang menyebabkan manajemen memutuskan untuk menaikkan coverage ratio pada kuartal 1 2016 dengan nilai yang cukup fantastis sebesar 552% yoy menjadi Rp 1,55 triliun.

Direktur Wholesale Banking Bank Permata Anita Siswadi mengungkapkan tiga strategi Bank Permata untuk menghadapi kenaikan NPL sampai akhir tahun. Pertama, secara proaktif melakukan monitoring terhadap akun bermasalah atau yang mempunyai potensi masalah.


Kedua adalah dengan melakukan restrukturisasi kredit bermasalah. “Sedangkan strategi ketiga adalah dengan melakukan pencadangan yang cukup,” ujar Anita kepada KONTAN, Rabu (4/5).

Namun, secara spesifik, Anita tidak menjelaskan apakah nilai pencadangan yang akan dialokasikan Bank Permata pada kuartal ke depan akan naik atau turun. Sampai akhir tahun, menurut Anita, Bank Permata akan melakukan upaya proaktif dengan penyelesaian secara maksimal kredit bermasalah di segenap divisi yang terdampak. Dengan demikian, gross NPL sampai akhir tahun diharapkan tidak akan melebihi industri.

Jika dilihat lebih detail, pada kuartal I 2016, sebenarnya ada tiga segmen yang berkontribusi 74,39% terhadap NPL Bank Permata. Ketiga segmen tersebut yakni industri pengolahan, perdagangan besar dan kecil, dan transportasi pergudangan serta komunikasi.

Segmen industri pengolahan tercatat menyumbang NPL sebesar Rp 1,09 triliun atau sebesar 27,27% dari keseluruhan. Segmen transportasi, pergudangan dan komunikasi tercatat menyumbang NPL sebesar Rp 1,08 triliun atau 27% dari total keseluruhan NPL. Sedangkan penyumbang NPL ketiga adalah dari segmen transportasi pergudangan dan komunikasi sebesar Rp 810 miliar atau 20,12%.

Adapun untuk segmen pertambangan dan penggalian hanya menyumbang kontribusi NPL sebesar Rp 90 miliar atau 2,24% dari total NPL. Untuk segmen komoditas seperti pertanian perburuan dan kehutanan menyumbang Rp 99 miliar atau 2,46% dari total NPL.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie