JAKARTA. Proses renegosiasi kontrak tambang batubara mulai menemui titik cerah. Sebanyak tiga dari sembilan perusahaan pemegang konsesi perjanjian karya pengusahaan pertambangan batubara (PKP2B) generasi pertama sepakat mengamendemen kontrak untuk disesuaikan dengan Undang-Undang Nomor 4/2009 tentang Mineral dan Batubara (UU Minerba). Sukhyar, Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mengatakan, hingga pertengahan April ini, pihaknya telah mengantongi 12 perusahaan tambang batubara generasi satu, dua, dan tiga yang telah bersedia menyelaraskan enam poin isi kontraknya. "Kami akan segera menandatangani nota kesepahaman dengan perusahaan yang sudah sepakatĀ terhadap enam poin ini," kata dia, akhir pekan lalu. Tiga perusahaan PKP2B generasi pertama itu yakni PT Multi Harapan Utama, PT Indominco Mandiri, dan PT Kendilo Coal Indonesia. Sedangkan sisanya merupakan PKP2B generasi kedua dan ketiga, di antaranya adalah PT Sumber Kurnia Buana, PT Borneo Indobara, dan PT Antang Gunung Meratus.
Tiga tambang generasi I setuju mengubah kontrak
JAKARTA. Proses renegosiasi kontrak tambang batubara mulai menemui titik cerah. Sebanyak tiga dari sembilan perusahaan pemegang konsesi perjanjian karya pengusahaan pertambangan batubara (PKP2B) generasi pertama sepakat mengamendemen kontrak untuk disesuaikan dengan Undang-Undang Nomor 4/2009 tentang Mineral dan Batubara (UU Minerba). Sukhyar, Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mengatakan, hingga pertengahan April ini, pihaknya telah mengantongi 12 perusahaan tambang batubara generasi satu, dua, dan tiga yang telah bersedia menyelaraskan enam poin isi kontraknya. "Kami akan segera menandatangani nota kesepahaman dengan perusahaan yang sudah sepakatĀ terhadap enam poin ini," kata dia, akhir pekan lalu. Tiga perusahaan PKP2B generasi pertama itu yakni PT Multi Harapan Utama, PT Indominco Mandiri, dan PT Kendilo Coal Indonesia. Sedangkan sisanya merupakan PKP2B generasi kedua dan ketiga, di antaranya adalah PT Sumber Kurnia Buana, PT Borneo Indobara, dan PT Antang Gunung Meratus.