JAKARTA. Bentrokan antar kelompok massa terjadi di depan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu (29/9) siang. Setidaknya 3 orang tewas dan beberapa luka akibat bentrokan bersenjata termasuk Kapolres Jakarta Selatan Komisaris Besar Gatot Eddy.Bentrokan ini terjadi antar pendukung terdakwa dengan korban penyerangan diskotek Blowfish April lalu. Bedanya, bila pekan lalu bentrokan hanya berupa umpatan dan makian maka kali ini kedua kubu saling serang menggunakan senjata tajam. Pesan ketua majelis hakim, Singit Elien, saat sidang minggu lalu rupanya tidak didengar para pendukung terdakwa dan korban.Pertikaian berdarah ini terjadi sebelum PN Jakarta Selatan mengelar sidang atas terdakwa Bernardus Melelaki dan Kaonor Lolo. Keributan berawal di sepanjang Jalan Ampera di depan PN Jakarta Selatan. Nus Kei yang mengaku tokoh pemuda Maluku Utara memaparkan awal-mula peristiwa bentrokan. Ia dan kawan-kawannya sebagai pendukung korban tengah menunggu sidang di depan ruang sidang. Lalu, seorang kawan Nus yang berada di tengah Jalan Ampera Raya melihat pendukung korban di dalam bus. “Mereka datang dengan tiga bus metromini. Begitu turun langsung menyerang, cabut pistol dan parang. Langsung anak-anak ditembakin, dipotong-potong dengan parang,” kata Nus.Mendengar letusan pistol itu, Nus dan kawan-kawan kabur keluar gedung pengadilan. Di sana dia melihat sekitar 10 orang memegang parang. Perhitungannya, jika satu bus dapat menampung 100 orang, maka ada 300 penyerang . Sedangkan, kubu Nus tak lebih dari 50 orang. Akibat serangan, seorang kawan Nus mati tertembak. “Namanya Jacko, tertembak di mata kanan,” ujarnya.Aksi baku hantam tak terelakkan. Kedua gerombolan ini saling mengejar dan baku pukul. Seorang lelaki yang belum diketahui identitasnya terkena tusukan parang di bagian atas dada depan tembus ke belakang. Darahnya bercecer di aspal jalan. Si korban didampingi kawan yang memapahnya, mendesak pengendara motor minta diantar ke rumah sakit terdekat. Dua lelaki lain juga ikut terluka. Seorang kena bacok di bagian kakinya, seorang lagi kena sayat parang di bagian leher. Sekitar 20 menit kemudian, polisi yang sedari tadi di halaman pengadilan, berjalan keluar menghalau massa. Jalan yang mengarah ke pengadilan pun diblokir, tak boleh dilewati kendaraan. Sebagian polisi memburu massa yang berlari ke arah Cilandak. Sisanya membuat barikade tepat di depan pengadilan. Suara tembakan beberapa kali terdengar dari arah Cilandak. “Kami lihat selongsong peluru kaliber 32. Kami masih menunggu bantuan dari Polda (Metro Jaya),” kata Kapolres Jakarta Selatan, Kombes Gatot Eddy, di sela mengatur barisan anak buahnya. Polisi terluka Bentrokan ternyata semakin menjadi di kawasan Cilandak. Tiga orang tewas ditembak dan dibacok massa. Mereka adalah Agustinus Tomazona, seorang supir Kopaja Saefudin dan Ceko Kei. Polisi juga ikut terluka. Kanit Reskrim Polres Jakarta Selatan Komisaris Polisi Nurdi Satriaji, menuturkan kaki sebelah kiri Gatot Eddy terluka akibat kena gesekan peluru. "Keserempet peluru sebelah kiri dekat lutut, langsung tembus ke kaki ajudannya yang berdiri di belakangnya,” papar Nurdi.Keduanya dilarikan ke RS Fatmawati. Sedangkan, dua anggota polisi lainnya yang terkena peluru dibawa ke RS Pertamina. Kerusuhan sampai mengundang Kapolda Metro Jaya Irjen Timur Pradopo datang ke lokasi peristiwa. Menurut Timur, polisi tengah menyisir lokasi peristiwa dan menolong korban. “Termasuk penyelidikan korban luka yang terkena senjata api,” kata Timur.Timur akan bekerjasama dengan pihak pengadilan untuk menjaga keamanan sidang kasus pembunuhan Blowfish selanjutnya. Ketua majelis hakim, Singit Ellien, menyatakan pihak pengadilan, Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan, dan Polres Jakarta Selatan akan menggelar rapat esok hari. “Kami akan berkoordinasi untuk menentukan lokasi sidang. Apakah tetap di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan atau di tempat lain,” kata Ellien.
Tiga tewas akibat bentrokan di PN Jakarta Selatan
JAKARTA. Bentrokan antar kelompok massa terjadi di depan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu (29/9) siang. Setidaknya 3 orang tewas dan beberapa luka akibat bentrokan bersenjata termasuk Kapolres Jakarta Selatan Komisaris Besar Gatot Eddy.Bentrokan ini terjadi antar pendukung terdakwa dengan korban penyerangan diskotek Blowfish April lalu. Bedanya, bila pekan lalu bentrokan hanya berupa umpatan dan makian maka kali ini kedua kubu saling serang menggunakan senjata tajam. Pesan ketua majelis hakim, Singit Elien, saat sidang minggu lalu rupanya tidak didengar para pendukung terdakwa dan korban.Pertikaian berdarah ini terjadi sebelum PN Jakarta Selatan mengelar sidang atas terdakwa Bernardus Melelaki dan Kaonor Lolo. Keributan berawal di sepanjang Jalan Ampera di depan PN Jakarta Selatan. Nus Kei yang mengaku tokoh pemuda Maluku Utara memaparkan awal-mula peristiwa bentrokan. Ia dan kawan-kawannya sebagai pendukung korban tengah menunggu sidang di depan ruang sidang. Lalu, seorang kawan Nus yang berada di tengah Jalan Ampera Raya melihat pendukung korban di dalam bus. “Mereka datang dengan tiga bus metromini. Begitu turun langsung menyerang, cabut pistol dan parang. Langsung anak-anak ditembakin, dipotong-potong dengan parang,” kata Nus.Mendengar letusan pistol itu, Nus dan kawan-kawan kabur keluar gedung pengadilan. Di sana dia melihat sekitar 10 orang memegang parang. Perhitungannya, jika satu bus dapat menampung 100 orang, maka ada 300 penyerang . Sedangkan, kubu Nus tak lebih dari 50 orang. Akibat serangan, seorang kawan Nus mati tertembak. “Namanya Jacko, tertembak di mata kanan,” ujarnya.Aksi baku hantam tak terelakkan. Kedua gerombolan ini saling mengejar dan baku pukul. Seorang lelaki yang belum diketahui identitasnya terkena tusukan parang di bagian atas dada depan tembus ke belakang. Darahnya bercecer di aspal jalan. Si korban didampingi kawan yang memapahnya, mendesak pengendara motor minta diantar ke rumah sakit terdekat. Dua lelaki lain juga ikut terluka. Seorang kena bacok di bagian kakinya, seorang lagi kena sayat parang di bagian leher. Sekitar 20 menit kemudian, polisi yang sedari tadi di halaman pengadilan, berjalan keluar menghalau massa. Jalan yang mengarah ke pengadilan pun diblokir, tak boleh dilewati kendaraan. Sebagian polisi memburu massa yang berlari ke arah Cilandak. Sisanya membuat barikade tepat di depan pengadilan. Suara tembakan beberapa kali terdengar dari arah Cilandak. “Kami lihat selongsong peluru kaliber 32. Kami masih menunggu bantuan dari Polda (Metro Jaya),” kata Kapolres Jakarta Selatan, Kombes Gatot Eddy, di sela mengatur barisan anak buahnya. Polisi terluka Bentrokan ternyata semakin menjadi di kawasan Cilandak. Tiga orang tewas ditembak dan dibacok massa. Mereka adalah Agustinus Tomazona, seorang supir Kopaja Saefudin dan Ceko Kei. Polisi juga ikut terluka. Kanit Reskrim Polres Jakarta Selatan Komisaris Polisi Nurdi Satriaji, menuturkan kaki sebelah kiri Gatot Eddy terluka akibat kena gesekan peluru. "Keserempet peluru sebelah kiri dekat lutut, langsung tembus ke kaki ajudannya yang berdiri di belakangnya,” papar Nurdi.Keduanya dilarikan ke RS Fatmawati. Sedangkan, dua anggota polisi lainnya yang terkena peluru dibawa ke RS Pertamina. Kerusuhan sampai mengundang Kapolda Metro Jaya Irjen Timur Pradopo datang ke lokasi peristiwa. Menurut Timur, polisi tengah menyisir lokasi peristiwa dan menolong korban. “Termasuk penyelidikan korban luka yang terkena senjata api,” kata Timur.Timur akan bekerjasama dengan pihak pengadilan untuk menjaga keamanan sidang kasus pembunuhan Blowfish selanjutnya. Ketua majelis hakim, Singit Ellien, menyatakan pihak pengadilan, Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan, dan Polres Jakarta Selatan akan menggelar rapat esok hari. “Kami akan berkoordinasi untuk menentukan lokasi sidang. Apakah tetap di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan atau di tempat lain,” kata Ellien.