KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Tigaraksa Satria Tbk (
TGKA) mencatatkan penurunan kinerja pendapatan pada periode enam bulan pertama tahun ini. Manajemen menyebut, penyusutan tersebut utamanya didorong oleh penutupan unit usaha Digital Platform sejak akhir tahun 2020 lalu. Sebagai gambaran, berdasarkan laporan keuangan perusahaan per-30 Juni 2021, TGKA mencatatkan pendapatan sebesar Rp 5,94 triliun. Jumlah itu menyusut 10,63% bila dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp 6,65 triliun. Sekretaris Perusahaan Tigaraksa Satria, Syahrizal Sabir menuturkan, pada semester I-2020, kontribusi pendapatan unit usaha digital platform mencapai angka Rp 588 miliar. Sehingga, tanpa memperhitungkan pendapatan digital platform, pendapatan TGKA pada semester I-2021 sebenarnya hanya mengalami penurunan sekitar 3% dibandingkan periode yang sama tahun 2020.
Lebih lanjut dia memaparkan, berdasarkan analisa kinerja pendapatan dari empat unit usaha yang masih berjalan, hanya unit usaha
consumer product saja yang mengalami penurunan sekitar 2,8% terhadap periode yang sama tahun 2020. "Sedangkan tiga unit usaha lainnya, yaitu unit usaha
manufacturing service, smart family, dan Blue Gas Indonesia meraih pertumbuhan pendapatan yang cukup signifikan di semester I-2021," kata Syahrizal saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (24/9).
Baca Juga: Tahun ini, belanja modal Tigaraksa Satria (TGKA) Rp 25,2 miliar, ini penggunaannya Syahrizal pun menegaskan bahwa perseroan telah mengantisipasi dampak dari tidak berlanjutnya unit usaha digital platform di tahun ini. Sehingga dia menilai, penutupan unit usaha tersebut tidak berdampak negatif terhadap kinerja laba usaha perusahaan yang justru mencatatkan peningkatan pada semester I-2021. Masih mengutip laporan keuangan perseroan, TGKA tercatat meraup laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 250,52 miliar atau tumbuh sekitar 6,10% dibandingkan pencapaian pada periode yang sama tahun 2020 senilai Rp 236,11 miliar.
Dengan demikian, kondisi tersebut menjadi katalis positif tersendiri bagi perseroan untuk mencatatkan perbaikan kinerja di sisa tahun ini. Salah satunya untuk meningkatkan pendapatan pada unit usaha
consumer product lewat sejumlah strategi yang telah disiapkan. "Antara lain perluasan
network coverage, perbaikan
service level, dan aktivitas promosi yang lebih efektif," kata Syahrizal. Terkait dengan target pendapatan di tahun ini, Syahrizal bilang pihaknya tidak lagi membidik pertumbuhan
high double digit. Hal itu lantaran kondisi bisnis perseroan yang diperkirakan masih akan terdampak pandemi Covid-19. Namun, perseroan tetap optimistis kinerjanya akan tetap tumbuh di tahun 2021 ini. "Tapi TGKA optimis bisa tetap mencapai pertumbuhan pendapatan di tahun 2021, terutama melalui peningkatan penjualan produk-produk Principal yang sudah ada," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .