KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Banyak dari kita pasti langsung tertuju pada makanan dan minuman saat mendengar kata halal. Namun halal ternyata bukan hanya berlaku untuk itu saja. Misalnya saja
marketplace menjadi contoh diantaranya. Di Indonesia mungkin sudah ada
marketplace yang mengusung halal dalam produk yang dijual, namun berbeda dengan Tijar.id. Selain produk yang ada di Tijar.id sudah pasti halal, juga terdapat sistem akad syar'i atau sesuai syariat Islam. Inisiator Tijar.id yaitu Arifin Masruri menyebut bahwa ia bersama tim Tijar melihat saat ini UMKM secara umum belum teroptimasi penjualan onlinenya. Serta mulai terbangunnya kesadaran UMKM muslim dalam membuat kontrak jual beli yg sah sesuai syariat islam. Kedua hal tersebut menjadi dasar lahirnya Tijar.id yang resmi meluncur pada Januari 2019.
"Kenapa berbicara syariat? Karena dalam Islam, tidak hanya mengatur tata cara ibadah, tetapi juga mengatur bagaiman berbisnis yang adil dan menguntungkan. Adil dan menguntungkan ini jelas akan tertuang dalam perjanjian atau akad jual beli," jelas Arifin kepada KONTAN. Konsep bisnis yang digunakan oleh Tijar.id adalah B2B. Dimana para patner yang digandeng adalah supplier dan distributor. "
Walhamdulillah, sudah ada beberapa distributor dan
supplier produk yang bergabung mempercayakan optimasi produk ke kami," sambung Arifin. Di tahun awal
marketplace asal Surakarta ini memfokuskan diri membangun branding melalui sosial media dan search engine. Penguatan konten optimasi SEO dimesin pencari Google dan sosial media dilakukan mulai dari selalu memperbarui konten dan menyapa pengikut baik di Instagram dan facebook. Arifin menyebut jika nilai transaksi yang ada Tijar.id sudah capai pecah telur meski belum maksimal. Sayang secara rinci Arifin belum dapat menyampaikannya. "Omset masih fluntuatif saat ini," sebut Arifin. Patner yang dibergabung di Tijar.id saat ini sudah ada enam mitra. Keenam tersebut adalah distributor oleh-oleh haji, pabrik paving, distributor mainan, pabrik bumbu dapur, penerbit buku islam,
fashion muslimah. Akhir tahun ini Tijar menargetkan mampu merangkul 100 patner untuk masuk ke
marketplace ini. Arifin menceritakan pencapaian Tijar.id yang cukup menarik adalah penjualan kurma yang sudah tembus diangka 10 ton hingga ramadhan lalu. "Untuk paving, masih di angka kisaran ratusan meter, produk lain, masih belum optimal karena masing punya segmen dan
sales season. Insya Allah, optimasi penjualan kami targetkan di tahun 2020, karena 2019 kami fokuskan di penguatan branding dan ekspansi kerjasama B2B," jelas Arifin. Terdapat dua segmen
marketplace di Tijar.id yaitu untuk produk barang Tijar.id dan untuk produk jasa ada di tijarmaram.com. Saat masa-masa tertentu Tijar mampu meraih 100 hingga 500 transaksi dalam sebulan. Namun secara rata-rata diakui masih dibawah 100 transaksi. "Volume transaksi memang masih kecil karena memang market kami adalah agen-agen yang membutuhkan harga grosir," kata Arifin.
User atau pelanggan di Tijar.id mayoritas adalah para agen yang memang mencari harga grosir. Namun Tijar.id juga tetap menerima pelanggan ritel. Melihat Tijar.id yang terus tumbuh maka sudah direncanakan beberapa ekspansi di tahun depan. Rencananya tahun depan Tijar.id akan mengadakan
road show ke kota-kota besar memperkenalkan apa itu Tijar.id. Sinergi dengan komunitas dan pengusaha UMKM juga akan dilakukan agar memperlebar lapak Tijar.id. Tak hanya itu akan ada
reseller dan marketer dengan konsep syariah juga nantinya. Calon pelanggan yang tertarik menggunakan jasa Tijar.id untuk mencari produk halal maupun jasa, dapat mengakses website https://tijar.id/ maupun melalui instagram @tijar.id. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Azis Husaini