Sejak puluhan tahun bagian penjualan tiket di PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) menjadi sumber kebocoran pendapatan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu. Pasalnya, bagian penjualan tiket di pelabuhan menjadi sarang pungutan liar dan korupsi oknum pegawai perusahaan angkutan barang dan penumpang tersebut.Makanya, perusahaan yang kini berganti nama menjadi PT Indonesia Ferry itu akan mengganti sistem penjualan tiket manual dengan sistem tiket elektronik. "Ini memang bukan hal baru. Tapi, setidaknya ini merupakan langkah awal perbaikan operasional," kata Bambang Soerjanto, Direktur Utama PT Indonesia Ferry.Menurutnya, selama ini pungli dan korupsi di pelabuhan menggunakan empat modus. Pertama, petugas tiket memanipulasi golongan kendaraan. Misalnya, angkutan truk mendapat karcis mobil kecil yang tarifnya lebih murah. Namun pemilik truk harus membayar sesuai golongan kendaraan, sehingga petugas mengambil uang kelebihan selisih golongan itu.
Tiket Elektronik untuk Memberangus Pungutan Liar
Sejak puluhan tahun bagian penjualan tiket di PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) menjadi sumber kebocoran pendapatan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu. Pasalnya, bagian penjualan tiket di pelabuhan menjadi sarang pungutan liar dan korupsi oknum pegawai perusahaan angkutan barang dan penumpang tersebut.Makanya, perusahaan yang kini berganti nama menjadi PT Indonesia Ferry itu akan mengganti sistem penjualan tiket manual dengan sistem tiket elektronik. "Ini memang bukan hal baru. Tapi, setidaknya ini merupakan langkah awal perbaikan operasional," kata Bambang Soerjanto, Direktur Utama PT Indonesia Ferry.Menurutnya, selama ini pungli dan korupsi di pelabuhan menggunakan empat modus. Pertama, petugas tiket memanipulasi golongan kendaraan. Misalnya, angkutan truk mendapat karcis mobil kecil yang tarifnya lebih murah. Namun pemilik truk harus membayar sesuai golongan kendaraan, sehingga petugas mengambil uang kelebihan selisih golongan itu.