Jakarta. Kementerian Perhubungan (Kemhub) memutuskan akan mengambilalih prasarana Light Rail Transit (LRT) dari Adhi Karya setelah selesai dibangun. Pengambilalihan itu dilakukan agar harga tiket LRT tak terlampau tinggi sehingga masyarakat pengguna angkutan tersebut tidak terlalu terbebani. Menurut Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemhub Hermanto, pengambilalihan prasarana LRT itu akan menggunakan skema beli.
Artinya Kemhub akan memberikan sejumlah uang kepada Adhi Karya untuk menyerahkan prasarana LRT tersebut. "Nantinya dibayar Ditjen Perkeretaapian, bisa setelah selesai atau bertahap tapi setelah diaudit oleh BPKP (Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan)," ujar Hermanto dalam konferensi pers di Kantor Kemhub, Jakarta, Selasa (8/9/2015). Dia menjelaskan, usulan awal pembangunan dan pengoperasian LRT diserahkan kepada BUMN yaitu Adhi Karya. Namun, dengan beban pembangunan dan pengoperasian di tanggung Adhi Karya, diperkirakan harga tiket LRT sekitar Rp 37.500 per orang. Pemerintah menilai harga tiket Rp 37.500 tersebut cukup mahal. Oleh karena itu, pemerintah memutuskan akan mengambil alih prasarana LRT setelah selesai nanti. Sementara untuk penyediaan sarana LRT, pemerintah akan melakukan lelang untuk pihak swasta. Dengan begitu, pemerintah yakin harga tiket LRT akan turun menjadi Rp 10.000 hingga Rp 15.000 per orang. "Setelah selesai pembangunan akan lelang operator sarana termasuk perawatan sarana prasarana dan diharapkan dapat tuntas segera, selesai sebelum dilaksanakan Asian Games 2018, jadi awal 2018 selesai. Karena waktu mepet perlu percepatan," kata Hermanto. Seperti diketahui, Adhi Karya ditunjuk menggarap proyek pembangunan prasarana LRT yaitu lintasan dan stasiun.