Tiket.com ingin tumbuh 30%



JAKARTA. Situs belanja online, Tiket.com menargetkan total transaksi tahun ini tumbuh 30% dari tahun lalu. Demi mewujudkannya, Tiket.com menyiapkan dua strategi. 

Pertama, meningkatkan layanan. Sejak pertengahan tahun ini, Tiket.com membuka layanan 24 jam serta menempatkan aplikasi pemesanan tiket pada platform Android dan iOs.

Olivia Hutagalung, Public Relation Executive Tiket.com, meyakini, strategi perusahaannya itu mampu menjawab kebutuhan transaksi mobile yang terus bertumbuh. Optimismenya itu berangkat dari data AC Nielsen, yakni 61% pelanggan belanja elektronik alias e-commerce di Tanah Air bertransaksi menggunakan piranti bergerak yakni telepon genggam. 


Tak cuma itu, dari data AC Nielsen, pengguna tablet di Indonesia juga tumbuh 38%. "Inilah yang ingin kami sasar dengan meluncurkan aplikasi itu," terang Olivia kepada KONTAN, pekan lalu.

Kedua, menambah 800 mitra baru hingga akhir 2014. Tanpa menyebutkan mitra baru yang akan mereka gandeng tahun ini, perusahaan itu menyatakan mitra baru yang disasar tak hanya perusahaan penyedia jasa transportasi. Namun, Tiket.com juga membidik perusahaan hotel dan penyedia jasa penjual tiket pertunjukan.

Tiket.com mengklaim sudah bermitra dengan maskapai penerbangan lokal dan regional dengan 69 tujuan penerbangan. Perusahaan itu juga sudah bermitra PT Kereta Api Indonesia (Persero).

Selain itu, Tiket.com juga mengaku telah menggandeng  sebanyak 2.200 hotel domestik dan 85.000 hotel international. Di bisnis pertunjukan, perusahaan itu bermitra dengan 10 promotor domestik. 

Meski sudah bermitra dengan banyak perusahaan, rupanya pembelian tiket pesawat masih mendominasi dari sisi kontribusi pendapatan. Tanpa mau menyebutkan berapa besar nilai nominal, Olivia bilang penjualan tiket pesawat saat ini menyumbang 60% terhadap total pendapatan Tiket.com. Sementara, total frekuensi transaksi harian perusahaan itu mencapai 7.000 transaksi.

Menurut Gaery Undarsa, Managing Director Tiket.com, transaksi tiket pesawat mendominasi karena pembelian tiket perjalanan minim risiko logistik seperti ketidaksesuaian produk. "Pembelian produk seperti tiket pesawat dan kereta api biasanya dilakukan oleh early adapter buyer online karena yang dijual jasa dan tidak perlu begitu khawatir dengan beragam risiko karena lebih mudah dan pasti," beber Gaery.

Berdasarkan temuan AC Nielsen yang dipublikasikan pertengahan tahun ini, dalam enam bulan  ke depan alias semester II-2014, 55% produk jasa yang paling diminati adalah reservasi tiket pesawat online. Dus, pelaku usaha penjualan tiket online diprediksi bakal menuai berkah lebih besar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anastasia Lilin Yuliantina