Tiktok Shop Makin Gencar, Bagaimana Prospek GOTO, BUKA, BELI?



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Persaingan perniagaan elektronik alias e-commerce dalam negeri semakin ketat. Perusahaan e-commerce rintisan anak bangsa harus bersaing dengan perusahaan luar negeri, seperti TikTok Shop.

TikTok agresif merangsek pasar e-commerce di Indonesia dengan meluncurkan TikTok Shop Indonesia. Tak main-main, TikTok mengincar Gross Merchandise Value (GMV) tahun ini bisa naik 2 kali lipat dibanding 2022.

Asal tahu saja, TikTok Shop Indonesia mencatatkan GMV sebesar US$ 2,5 miliar pada 2022. TikTok mengincar GMV lebih dari US$ 5 miliar di Indonesia di 2023.


Untuk bisa merebut pangsa pasar, sebagai pendatang baru TikTok Shop Indonesia gencar menebar promo. Segendang sepenarian, Shopee juga mulai memainkan strategi bakar uang.

Baca Juga: Perilaku Konsumen Bergeser, Begini Strategi GOTO

Sisi lain, para perusahaan e-commerce dalam negeri, seperti PT Bukalapak.com Tbk (BUKA), PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) Tbk dan PT Global Digital Niaga Tbk (BELI) sedang berjuang untuk mempercantik kinerja keuangan.

Ketiga emiten itu kompak menjaga pertumbuhan sambil menekan segala pengeluaran atau beban. Segala cara telah ketiga emiten itu lakukan, mulai mengurangi beban promosi hingga efisiensi karyawan.

Presiden Direktur GoTo Patrick Walujo mengatakan, pada segmen e-commerce pihaknya merasa perlu untuk meningkatkan variasi produk atau layanan. Ini dilakukan demi menjaga pangsa pasar.

Dia bilang GOTO akan menarik pelanggan yang lebih mementingkan kualitas dibandingkan harga, sambil memperluas potensi pangsa pasar yang masih tersedia.

"Dengan meningkatkan penawaran, kami akan meningkatkan pangsa pasar. Di saat yang sama GOTO juga bisa meningkatkan profitabilitas," kata Patrick, Selasa (15/8).

Rekomendasi saham emiten e-commerce

Sementara itu, Macquarie Sekuritas mencermati setelah pergantian pucuk pimpinan, Shopee memang lebih agresif dalam promosi. Tak hanya e-commerce asal Singapura itu, Lazada juga sedang gencar bakar uang.

"Ditambah pertumbuhan TikTok Shop Indonesia yang semakin menggeliat juga memberikan tekanan untuk jangka menengah," tulis riset Macquarie Sekuritas, Kamis (10/8).

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus menilai, kehadiran TikTok Shop memang memberikan warna baru bagi pasar e-commerce.

Namun masing-masing perusahaan sudah punya pangsa pasarnya sendiri. Apalagi Bukalapak, Tokopedia dan Blibli punya ekosistem yang besar dibandingkan TikTok Shop.

"Promosi atau bakar uang bagi ekosistem yang besar tidak dibutuhkan, lebih baik masuk ke biaya pengembangan untuk berinovasi dan mendisrupsi pasar," jelas Nico saat dihubungi Kontan, Kamis (17/8).

Menurutnya, dengan pengembangan layanan dan produk, kenyamanan dan pengalaman pelanggan akan meningkat sehingga bisa menciptakan pertumbuhan yang berkelanjutan seiringan naiknya transaksi.

Research Analyst Maybank Investment Banking Group Estta Rusdina Putra menuturkan wacana aturan baru mengenai pelayaran penjualan barang impor di e-commerce akan menguntungkan Tokopedia.

"Pelanggan Tokopedia tidak bisa langsung mengimpor dari China. Kami pikir regulasi akan lebih memengaruhi Shopee dan TikTik Shop di Indonesia," jelas Estta dalam riset tertanggal 31 Juli 2023.

Maybank Sekuritas Indonesia merekomendasikan beli saham GOTO dengan target harga Rp 153 per saham. Sementara Macquarie Sekuritas menyematkan rekomendasi underperform saham GOTO dengan target Rp 84 per saham.

Sedangkan Pilarmas Investindo Sekuritas untuk jangka menengah hingga panjang menilai GOTO, BUKA dan BELI masih menarik untuk dicermati.

Baca Juga: Prospek Kinerja Saham Teknologi Diperkirakan Belum Cerah pada Sisa Tahun 2023

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat