Tim mafia migas ada yang berasal dari Petral



JAKARTA. Anggota Tim Reformasi Tata Kelola Migas Fahmi Radi mengungkapkan bahwa timnya telah menggandeng berbagai elemen untuk mengungkapkan dalang di balik mafia migas. Namun siapa sangka, tim yang diketuai oleh Faisal Basri memasukkan pegawai Petral.

"Kita rekrut juga anggota dari SKK Migas. Bahkan ada dari Petral," ujar Fahmi di dalam diskusi, Sabtu (6/12).

Fahmi menjelaskan alasan dimasukkan pegawai Petral ke dalam tim, untuk mengungkapkan fakta dan data terkait transaksi BBM bersubsidi. Fahmi pun membantah timnya telah dimasuki mafia migas.


"Kalau ada tuduhan tim disusupi mafia migas, itu sesungguhnya strategi yang kita lakukan," kata Fahmi.

Hal yang menjadi halangan tim reformasi tata kelola migas ada di kewenangan dan birokrasi pemerintah. Karena hal tersebut, Fahmi berharap presiden Joko Widodo (Jokowi) bisa bersinergi dalam program menghapus mafia migas dari Indonesia.

"Kita lihat dalam perjalannnya, ada sinergi yang baik bahkan tidak lepas komitmen RI 1 (Jokowi) memberantas Mafia," kata Fahmi.

Terkait dengan impor minyak dari Sonangol EP, Fahmy membenarkan bahwa kerjasama dengan pemerintah terkait dengan impor minyak dibawa oleh Surya Paloh.

"Kalau kemudian Surya Paloh itu punya kerjasama dengan Sonangol itu suatu fakta yang tidak bisa dipungkiri. Kemudian sebagai pimpinan partai yang berkoalisi dengan partai Jokowi, membawa Sonangol," ujar dia.

Pun demikian, ia mengatakan bila dalam kerjasama tersebut memang ada keuntungan yang diterima pemerintah, bila dibandingkan melalui Petral, maka itu tidak menjadi masalah.

"Kalau pembelian itu lebih murah di banding pembelian melalui Petral, maka itu tidak masalah. Akan tetapi kalau lebih mahal, kemudian dipaksakan harus dari Sonangol, nah ini namanya mafia migas," ujarnya. (Adiatmaputra Fajar Pratama)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hendra Gunawan