Tim Mawar, Penculik Aktivis 98 - Tim Mawar adalah dalang dari operasi penculikan para aktivis politik pro-demokrasi tahun 1998. Namun, siapa itu Tim Mawar? Tim Mawar adalah tim khusus bentukan Mayor Infanteri Bambang Kristiono yang beranggotakan Grup IV Koprs Baret Merah atau Kopassus. Target Tim Mawar adalah memburu dan menangkapi aktivis radikal yang dianggap dapat mengganggu stabilitas nasional. Operasi Tim Mawar dinyatakan amat rahasia, menggunakan metode hitam, dan dengan posko berdiri sendiri.
Asal usul terbentuknya Tim Mawar
- Kapten Inf. F.S. Mustajab
- Kapten Inf. Nugroho Sulistiobudi
- Kapten Inf. Julius Stefanus
- Kapten Inf. Untung Budiarto
- Kapten Inf. Dadang Hindrayuda
- Kapten Inf. Joko Budi Utomo
- Kapten Inf. Fauka Nurfarid
- Serka Sunaryo
- Serka Sigit Sugianto
- Sertu Sukadi
Kesaksian para korban penculikan yang selamat
Salah satu aktivis yang dipulangkan dengan selamat, Arief, mengaku bahwa dia diculik oleh sekelompok orang berbadan tegap dari rumah toko keluarganya di Bandar Lampung, 28 Maret 1998. Arief dibawa ke suatu tempat dengan mata tertutup. "Tempat itu saya yakini di Markas Kopassus Cijantung, Jakarta Timur," ujarnya dikutip dari buku "Kisah Seru Penculikan Aktivis Oleh Tim Mawar". Di tempat tersebut, selama 10 hari matanya ditutup kain dan disiksa. Arief masih sempat mengenali salah satu sosok penculiknya, Mayor Bambang Kristiono. "Saya mengenalinya di dalam tahanan, yang lainnya bertopeng," ungkapnya. Di dalam tahanan, Arief juga mengaku bertemu korban penculikan lain, Herman Hendrawan dan Suyat yang kini masih dinyatakan hilang. Sementara itu, Pius Lustrilanang pada 27 April 1998 pernah memberi kesaksian bahwa pada saat diculik dirinya disetrum, ditendang, direndam, dan diinterogasi untuk jawaban-jawaban yang sesuai dengan yang diinginkan para penculiknya. Baca Juga: Bareskrim tolak laporan eks komandan Tim Mawar, tunggu rekomendasi Dewan PersKorban penculikan Tim Mawar
Sebanyak 13 korban penculikan Tim Mawar antara lain:- Widji Tukul, Ketua Jaringan Kerja Kesenian Rakyat (Jakker) anak organisasi PRD
- Pius Lustrilanang, Sekretaris Jenderal Aliansi Demokrasi Rakyat
- Desmon J. Mahesa, pengacara di Lembaga Bantuan Hukum Nusantara, Jakarta
- Haryanto Taslam, PDI
- Raharjo Waluyo Jati, Komite Nasional Pro-Demokrasi
- Faisol Reza, Partai Rakyat Demokratik
- Aan Rusdianto, Partai Rakyat Demokratik
- Nazar Patria, Partai Rakyat Demokratik
- Mugiyanto, Partai Rakyat Demokratik
- Andi Arief, Partai Rakyat Demokratik
- Petrus Bima Anugrah
- Herman Hendrawan
- Suyat
- Yani Afri
- Sonny
- Dedi Hamdun
- Noval Al Katiri
- Ucok Mundandar Siahaan
- Hendra Kambali
- Yadin Muhidin
- Abdun Nasser
- Ismail
9 Korban yang dibebaskan
- Pius Lustrilanang, Sekretaris Jenderal Aliansi Demokrasi Rakyat
- Desmon J. Mahesa, pengacara di Lembaga Bantuan Hukum Nusantara, Jakarta
- Haryanto Taslam, PDI
- Raharjo Waluyo Jati, Komite Nasional Pro-Demokrasi
- Faisol Reza, Partai Rakyat Demokratik
- Aan Rusdianto, Partai Rakyat Demokratik
- Nazar Patria, Partai Rakyat Demokratik
- Mugiyanto, Partai Rakyat Demokratik
- Andi Arief, Partai Rakyat Demokratik
13 Korban yang hilang hingga sekarang
Sementara itu, 13 korban penculikan yang hilang sampai sekarang antara lain:- Widji Tukul
- Petrus Bima Anugrah
- Herman Hendrawan
- Suyat
- Yani Afri
- Sonny
- Dedi Hamdun
- Noval Al Katiri
- Ucok Mundandar Siahaan
- Hendra Kambali
- Yadin Muhidin
- Abdun Nasser
- Ismail