Tim Prabowo Soal Kenaikan Rasio Utang: Kita Tidak Mendadak, tapi Bertahap



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wakil Ketua Dewan Pembina Gerindra Hasim Djojohadikusumo membantah Pemerintahan Prabowo Subianto kedepan akan menaikan rasio utang Indonesia secara agresif dan tiba-tiba. 

Hasim mengatakan rencana menaikan utang akan dilakukan secara bertahap. Selain itu, menaikan rasio utang dilakukan bukan tanpa alasan. 

Pasalnya, ia mengatakan saat ini rasio utang Indonesia termasuk rendah tidak sampai 40% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Jumlah ini masih di bawah rata-rata negara lain, misalnya Malaysia dengan rasio utang mencapai 61% dari PDB, Filipina 57% dari PDB dan Thailang 45% dari PDB mereka. 


"Indonesia tidak sampai 40%, ini adalah kesempatan kita karena kita dianggap di bawah rata-rata," kata Hasyim dalam konferensi pers di Kantor Kadin di Jakarta, Senin (7/10). 

Baca Juga: Ada Pembayaran Utang Pemerintah, Cadangan Devisa Indonesia Turun Pada September 2024

Adik Prabowo ini memastikan kenaikan utang juga tidak akan lebih dari 60% sesuai yang telah ditetapkan dalam UU 17 Tahun 2023 Tentang Keuangan Negara. 

Meski begitu, memang kepemimpinan Prabowo akan lebih agresif menambah utang secara perlahan 1 sampai 2 % setiap tahun untuk merealisasikan janji-janji kampanye. 

"Itu akan dilakukan secara bertahap, pelan-pelan. mungkin bertahap 5-10 tahun kita akan prudent, tapi kita sedikit agresif agar bisa penuhi janji-janji itu," ungkap Hasyim. 

Di lain sisi, Hasyim memastikan komitmen Prabowo untuk menutup kebocoran atau celah-celah korupsi yang selama ini masih menjadi masalah. 

Hasyim mengatakan Presiden Terpilih telah menyiapkan beberapa program untuk menekan kebocoran itu. Hanya saja, pihaknya mengaku akan menjelaskan program ini secara detil usai Prabowo dilantik pada 20 Oktober 2024 mendatang. 

Baca Juga: Adik Prabowo Klaim Ide Makan Siang Gratis Bukan Sekedar Kepentingan Kampanye

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tri Sulistiowati