KONTAN.CO.ID - DW. Player Unknown’s Battle Ground (PUBG) Mobile Club Open (PMCO) atau Turnamen Terbuka PUBG Mobile digelar Estrel Arena, Berlin pada 26 hingga 28 Juli 2019. Robby Mahardika Saputra (23), Muhammad Abi Rysen (19), Made Bagus (16) dan Made Bagas (16) adalah perwakilan Indonesia dan tergabung dalam Tim Bigetron. Lima hingga delapan jam setiap harinya mereka habiskan berlatih sebelum bertanding di Berlin, Jerman. "Saya suka game ini karena bergenre first person shooter (red. tembak menembak dengan sudut pandang orang pertama). Pertempuran empat lawan empat sangat seru sampai akhir, gimana kita cari cara bisa bertahan hidup. Juga (bagaimana) perang dan strateginya.” ujar Abi, salah satu pemain. Keempat pemain muda ini bahkan sempat menghabiskan waktu satu bulan di Cina untuk belajar strategi permainan. Tak ayal keempatnya pun turut bertanding sampai ke Eropa melawan 15 tim lainnya. "Dari turnamen di Eropa, dalam beberapa hari terakhir kita punya miskomunikasi. Tapi dari situ kita belajar dan tambah strategi baru,” ujar Bagus. Meski sempat turun ke rangking 10 klasemen sementara hari kedua, Tim Bigetron berhasil mengejar ketertinggalannya dan menduduki peringkat kelima di akhir final. Cina berhasil menyabet juara pertama hingga ketiga lewat Top Esports, X-Quest, Elite Esports, sedangkan Thailand lewat RRQ Arena berada di posisi keempat. Juara pertama memboyong 180.000 dolar AS atau setara 2,5 miliar rupiah.
Tim PUBG Indonesia Berlaga di E-Sports Internasional Berlin
KONTAN.CO.ID - DW. Player Unknown’s Battle Ground (PUBG) Mobile Club Open (PMCO) atau Turnamen Terbuka PUBG Mobile digelar Estrel Arena, Berlin pada 26 hingga 28 Juli 2019. Robby Mahardika Saputra (23), Muhammad Abi Rysen (19), Made Bagus (16) dan Made Bagas (16) adalah perwakilan Indonesia dan tergabung dalam Tim Bigetron. Lima hingga delapan jam setiap harinya mereka habiskan berlatih sebelum bertanding di Berlin, Jerman. "Saya suka game ini karena bergenre first person shooter (red. tembak menembak dengan sudut pandang orang pertama). Pertempuran empat lawan empat sangat seru sampai akhir, gimana kita cari cara bisa bertahan hidup. Juga (bagaimana) perang dan strateginya.” ujar Abi, salah satu pemain. Keempat pemain muda ini bahkan sempat menghabiskan waktu satu bulan di Cina untuk belajar strategi permainan. Tak ayal keempatnya pun turut bertanding sampai ke Eropa melawan 15 tim lainnya. "Dari turnamen di Eropa, dalam beberapa hari terakhir kita punya miskomunikasi. Tapi dari situ kita belajar dan tambah strategi baru,” ujar Bagus. Meski sempat turun ke rangking 10 klasemen sementara hari kedua, Tim Bigetron berhasil mengejar ketertinggalannya dan menduduki peringkat kelima di akhir final. Cina berhasil menyabet juara pertama hingga ketiga lewat Top Esports, X-Quest, Elite Esports, sedangkan Thailand lewat RRQ Arena berada di posisi keempat. Juara pertama memboyong 180.000 dolar AS atau setara 2,5 miliar rupiah.