Tim riset BCA: Pemindahan ibu kota positif bagi pertumbuhan ekonomi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tim riset ekonomi Bank BCA menemukan bahwa kebijakan pemindahan ibu kota berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Bahkan Tim riset BCA memprediksi, potensi pertumbuhan ekonomi bertambah sebesar 1,9% year on year (yoy) atau sebesar Rp 4.900 triliun.

Untuk pertumbuhan ekonomi jangka panjang, tim riset ekonomi BCA menemukan potensi tambahan pertumbuhan yang cukup menggiurkan.

Baca Juga: Di balik pemindahan ibu kota, benarkah ada deal politik? Ini kata Istana..


"Efek terhadap pertumbuhan nasional di jangka panjang adalah adanya potensi untuk bertambah sebesar 0,05% hingga 0,1%," kata Ekonom BCA David Sumual saat dihubungi Kontan.co.id pada Selasa (27/8).

Sementara untuk Kalimantan yang nantinya akan menjadi ibu kota baru, berpotensi untuk mendorong PDB hingga 8,5% (yoy) atau bertambahan Rp 1.540 Triliun dalam jangka waktu 10 tahun.

Apalagi untuk provinsi tempat ibu kota baru, yaitu Kalimantan Timur, bisa menyerap 80% - 90% hasil dari pertumbuhan tersebut.  Selain itu, posisi ibu kota dikelilingi oleh enam kota yang kaya akan komoditas dan disebut oleh ekonom BCA sebagai The Blue Hexagon atau Segi Enam Biru.

Kota-kota itu adalah Gorontalo Sulawesi Utara dengan sektor pertanian dan perikanannya. Lalu ada proviinsi Sulawesi Tengah, Tenggara, dan Barat yang kaya akan mineral dan industri logam.

Selanjutnya adalah Sulawesi Selatan yang mengandalkan sektor pertanian, perikanan, dan semen. Lalu Jawa Timur dengan sektor manufaktur, indland Klaimantan yang kaya akan batubara dan sawit, serta Bontang, Balikpapan dengan sektor migas dan pupuknya.

Baca Juga: DPR menunggu RUU pemindahan ibu kota dari pemerintah

Dengan ini, para ekonom BCA melihat adanya potensi muncul pusat pertumbuhan baru. Namun, ini juga menjadi tugas tambahan pemerintah untuk tidak hanya membangun infrastruktur dalam ibukota baru, tetapi juga infrastruktur penghubung dan penggerak industri juga perlu dibangun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli