JAKARTA. Tim negosiasi ekspor gas alam cair atau liquified natual gas (LNG) dari Blok Tangguh belum bisa beranjak maju. Tim negosiasi ini masih menunggu ketetapan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.Sebagai ketua tim negosiasi, Menteri Keuangan yang juga Menteri Koordinator Ekonomi Sri Mulyani mengaku sudah menyampaikan daftar anggota tim kepada Presiden. "Tim itu terdiri dari tim negosiator dan tim teknis, sekarang persiapan sudah rampung semua," kata Sri Mulyani, Senin (15/9).Alhasil saat ini tim negosiasi belum memiliki pilihan dalam negosiasi. Apakah akan mengurangi jumlah ekspor atau memutuskan kontrak, jika tidak mencapai harga yang memuaskan.
Sri Mulyani mengaku sejauh ini pemerintah baru melakukan komunikasi awal dengan pemerintah Cina untuk menegosiasikan kembali kontrak yang berpotensi merugikan Indonesia itu. Dalam negosiasi nanti, Sri Mulyani berjanji akan berusaha mencapai hasil yang lebih menguntungkan pihak Indonesia. Sebelumnya, Djoko Harsono, Deputi Keuangan, Manajemen, dan Operasi Badan Pengatur Usaha Hulu (BP) Migas, yang menjadi salah satu anggota tim, mengaku tim negosiasi tidak memiliki opsi untuk membatalkan kontrak atau mengurangi volume ekspor. Sebaliknya, tim hanya memiliki mandat untuk menegosiasikan harga baru.