Timah kelola lahan Koba Tin mulai 2014



JAKARTA. Perusahaan yang akan ditugasi pemerintah untuk mengelola areal tambang timah eks PT Koba Tin akan segera terbentuk. PT Timah Tbk (TINS) menargetkan perusahaan patungan bersama tiga badan usaha milik daerah (BUMD) Bangka Tengah, Bangka Selatan, dan Bangka Belitung bisa terbentuk sebelum penghujung tahun 2013.

Agung Nugroho, Sekretaris Perusahaan Timah mengakui kegiatan operasional di tambang bekas Koba Tin molor dari target awal yang dicanangkan mulai pada tahun ini. "Desember ini, paling tidak kami sudah membentuk perjanjian dengan tiga pemerintah daerah dalam pembentukan anak usaha, sehingga pengoperasian tambang bisa dilakukan pada tahun depan," ungkap Agung belum lama ini kepada KONTAN.

Menurut Agung, mundurnya waktu pengoperasian itu lantaran pihaknya dan Kementerian ESDM dan PT Timah saling menunggu mana yang lebih dulu antara pembentukan perusahaan patungan dan penerbitan perizinan. ESDM meminta terlebih dahulu ada pembentukan perusahaan patungan, sedangkan Timah justru menunggu dulu penerbitan izin usaha pertambangan khusus (IUPK).


Agung bilang, berdasarkan hasil pertemuan dengan pemerintah, Timah setuju untuk membentuk anak perusahaan terlebih dahulu. "Nilai aset Koba Tin yang akan diakuisisi anak perusahaan ini nanti akan diputuskan, mungkin setelah IUPK terbit," ujar Agung.

Selain itu, Malaysia Smelting Corporation Berhad selaku induk PT Koba Tin, hingga sekarang ini belum memenuhi kewajibannya berupa pelunasan pesangon kepada mantan karyawannya. Adapun jumlah yang harus dibayarkan perusahaan tersebut sekitar Rp 40 miliar.

Menurut Agung, sejatinya Timah bersedia untuk mempekerjakan kembali seluruh karyawan eks Koba Tin asalkan seluruh haknya telah dilunasi oleh perusahaan yang bersangkutan dan dengan masa kerja mulai dari nol tahun. "Sekarang, masih ada puluhan dari 200-an karyawan yang pesangonnya belum dibayar," imbuhnya.

Agung menambahkan, pada akhir tahun ini, harga logam timah cukup stabil, yakni mencapai di atas US$ 23.100 per ton. Menurutnya, hingga November lalu, PT Timah telah dapat merealisasikan penjualan logam timah sekitar 2.500 ton di Bursa Komoditas Derivatif Indonesia (BKDI).

Hingga Desember 2013, PT Timah optimistis dapat memproduksi logam timah sebanyak 24.000 ton. "Sedangkan yang target logam timah yang dapat kami jual di BKDI sepanjang Agustus hingga Desember nanti bisa mencapai 3.500 ton," kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hendra Gunawan