JAKARTA. Prospek harga timah dunia tetap negatif (bearish) meski para produsen dari Indonesia mengurangi ekspor. Kebijakan negara eksportir lain yang justru membuka keran ekspor menjadi penyebab harga timah susah bersinar di tahun ini. Data Bloomberg, Senin (16/2), harga timah tiga bulan di Bursa Metal London (LME) terkoreksi 0,82% ke level US$ 18.125 per metrik ton. Koreksi ini terjadi sehari setelah PT Timah Tbk (TINS), produsen terbesar dari Indonesia, menghentikan penjualan timah di pasar spot. TINS memandang harga timah yang saat ini di kisaran US$ 18.000 per metrik ton sudah di bawah toleransi. Manajemen TINS, sebelumnya, sudah menargetkan harga timah yang ideal di tahun ini di kisaran US$ 22.000-US$ 22.500 per metrik ton.
Timah sulit naik meski PT Timah stop penjualan
JAKARTA. Prospek harga timah dunia tetap negatif (bearish) meski para produsen dari Indonesia mengurangi ekspor. Kebijakan negara eksportir lain yang justru membuka keran ekspor menjadi penyebab harga timah susah bersinar di tahun ini. Data Bloomberg, Senin (16/2), harga timah tiga bulan di Bursa Metal London (LME) terkoreksi 0,82% ke level US$ 18.125 per metrik ton. Koreksi ini terjadi sehari setelah PT Timah Tbk (TINS), produsen terbesar dari Indonesia, menghentikan penjualan timah di pasar spot. TINS memandang harga timah yang saat ini di kisaran US$ 18.000 per metrik ton sudah di bawah toleransi. Manajemen TINS, sebelumnya, sudah menargetkan harga timah yang ideal di tahun ini di kisaran US$ 22.000-US$ 22.500 per metrik ton.