Timah (TINS) Akui Sulit Penuhi Kebutuhan Smelter



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Timah Tbk (TINS) mengakui sulit memenuhi bijih timah untuk kebutuhan smelter TINS.

Direktur Utama TINS Achmad Ardianto mengatakan, kapasitas smelter TINS mencapai 50.000 ton per tahun.

Adapun, dalam praktik penambangan komoditas timah, umumnya dilakukan TINS secara sendiri maupun dengan menggandeng mitra.


Achmad bilang, dari pengalaman yang ada, kerap kali bijih timah yang dihasilkan dari wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Timah justru tidak disalurkan untuk kebutuhan PT Timah.

Artinya, ada ada praktik dimana bijih timah yang ditambang justru dialihkan ke smelter yang bukan milik PT Timah.

"Ini menjadi tantangan bagi kami karena kami tidak bisa pungut pajaknya dan tidak bisa lakukan pembinaan pada mitra tersebut," kata Achmad dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VII DPR RI, Selasa (21/6).

Baca Juga: Analis Rekomendasi Buy Saham TINS Meski Harga Terus Naik, Simak Alasannya

Achmad menambahkan, dengan kondisi ini maka upaya untuk memenuhi kebutuhan smelter TINS sulit dilakukan. Sebagai contoh pada tahun lalu PT Timah hanya mampu memenuhi 26.000 ton bijih timah dari total kapasitas 50.000 ribu ton.

"Ini akibatkan overheat kami melonjak tinggi dan dengan harga timah yang tidak terlalu menguntungkan bagi kami maka itu menggerus sekali performance keuangan kami dan itu membahayakan," kata Achmad.

Menurutnya, situasi agak lebih baik pada tahun 2021 dan 2022 sebab harga komoditas naik signifikan. Kendati demikian, faktor harga masih berpotensi mengalami fluktuasi. Jika harga kembali menukik tajam maka kondisi ini diakui akan menjadi tantangan berat bagi TINS.

"Penting bagi kami untuk bisa penuhi kapasitas smelter untuk bisa pastikan tingkat keuntungan PT Timah dalam rangka memberikan dividen, pajak dan PNBP ke negara," imbuh Achmad.

Baca Juga: Jokowi Minta Ekspor Timah Dilarang, Kementerian ESDM Siapkan Ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat