KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten pelat merah, PT Timah Tbk (TINS), masih terus fokus menuntaskan proyek smelter pemurnian timah berteknologi TSL Ausmelt Furnace.

Direktur Operasi dan Produksi Timah Purwoko mengatakan, smelter TSL Ausmelt tersebut sebenarnya tidak berkaitan langsung terhadap hilirisasi komoditas timah. Smelter ini masih erat kaitannya dengan proses pemurnian timah di sektor hulu.

Teknologi Ausmelt yang ada pada smelter tersebut merupakan teknologi mutakhir yang memungkinkan TINS melakukan peleburan timah primer, sehingga kadar kemurniannya meningkat. Asal tahu saja, timah primer merupakan endapan bijih timah yang masih berada pada batuan atau material pembawa timah.

Baca Juga: Ada Rencana Larangan Ekspor Timah, Timah (TINS) Akan Optimalkan Lini Usaha Hilirisasi

“Jadi Ausmelt ini untuk menggantikan teknologi furnace kami yang lama, sehingga kami bisa lebih efisien dari sisi pengeluaran produksi,” ungkap dia ketika ditemui Kontan.co.id, Rabu (22/6) malam.

Proyek smelter TSL Ausmelt sendiri sudah mencapai progres lebih dari 90% saat ini dan ditargetkan beroperasi mulai kuartal ketiga 2022. Smelter ini memiliki kapasitas terpasang sebesar 40.000 ton per tahun. TINS menggelontorkan investasi sekitar US$ 80 juta untuk mengembangkan proyek tersebut.

Dalam berita sebelumnya, tingkat utilisasi smelter TSL Ausmelt ini akan mencapai 50% dari total kapasitas pada tahun pertama. Setelah itu, utilisasi smelter ini akan naik menjadi 75% pada tahun kedua, dan mencapai level maksimal pada tahun ketiga beroperasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati