KONTAN.CO.ID - PANGKAL PINANG. PT Timah Tbk (
TINS) menargetkan optimalisasi Proyek Smelter Top Submerge Lance (TSL) Ausmelt Furnace Muntok dalam kurun tiga tahun ke depan. Direktur Pengembangan Usaha TINS Alwin Albar mengungkapkan, proyek ausmelt yang dimiliki TINS menjadi proyek kelima di dunia yang menggunakan teknologi ausmelt. Alwin mengungkapkan, kehadiran proyek ini dibutuhkan untuk mengatasi tantangan eksplorasi yang kini dihadapi oleh TINS. Menurutnya, selama ini proses pertambangan yang dilakukan masih merupakan tambang aluvial di mana proses pengolahannya dapat dilakukan dengan tanur pelebur yang dimiliki perusahaan.
Baca Juga: Timah (TINS) Targetkan Produksi Naik 35% Tahun Ini Akan tetapi, sejak penghujung 2022 lalu TINS mulai mendapati banyaknya tambang primer berbentuk batuan yang membutuhkan proses peleburan yang berbeda. "Hari ini
resources kita posisinya 23% sudah dalam bentuk batuan di 900 ribu ton, hampir 1 juta ton," kata Alwin di TINS Gallery, Senin (27/2). Alwin mengungkapkan, dengan kebutuhan eksplorasi pada tambang primer ini maka kehadiran proyek ausmelt amat dibutuhkan. Asal tahu saja, proyek dengan nilai investasi setara Rp 1,2 triliun ini berkapasitas 40 ribu ton. Kehadiran proyek ini bahkan diklaim menciptakan efisiensi biaya pengolahan hingga 25%. Direktur Operasi TINS Purwoko menjelaskan, kehadiran proyek ausmelt mendorong perusahaan untuk meningkatkan produksi secara bertahap guna memenuhi kebutuhan kapasitas yang ada. "Kalau dalam Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) kira-kira sampai tiga tahun ke depan mesti mencapai 40 ribu ton," jelas Purwoko dalam kesempatan sama. Purwoko melanjutkan, untuk tahun ini produksi bijih timah ditargetkan meningkat hingga 35% atau mencapai sekitar 26 ribu ton. Nantinya, untuk tahapan tahun pertama, utilisasi proyek ausmelt ditargetkan sebesar 55% kemudian pada tahun kedua mencapai 65% dan meningkat lagi di tahun ketiga. "Kita masih punya tiga tahun untuk kejar itu," tegas Purwoko.
Kontan mencatat, pembangunan TSL Ausmelt Furnace adalah strategi Timah untuk menjawab tantangan yang dihadapi industri pertambangan timah saat ini, khususnya dalam memaksimalkan konsentrat timah kadar rendah. Dengan TSL Ausmelt Furnace, diharapkan mampu mengolah konsentrat bijih timah dengan kadar rendah mulai dari 40% Sn, dengan kapasitas produksi 40.000 ton crude tin per tahun atau 35.000 metrik ton ingot per tahun. Tak hanya itu, TSL Ausmelt Furnace diklaim lebih ramah lingkungan karena dilengkapi dengan Hygien Sistem dan Waste Water Treatment. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .