KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Timah Tbk (
TINS) memproyeksikan harga timah pada tahun depan bakal mencapai US$29.000 per ton sampai dengan US$31.000 per ton. Direktur Pengembangan Usaha PT Timah Tbk Dicky Octa Zahriadi mengungkapkan, harga timah dipengaruhi oleh permintaan dan faktor geopolitik.
Baca Juga: PT Timah (TINS) Optimistis Produksi Bijih Timah Tumbuh 50% Tahun Ini "Ada beberapa analis
market trader timah yang sangat optimis dengan timah bahkan mereka bisa saya bilang sampai harga US$35.000 tapi konservatif kita bila saya bilang US$29.000- US$31.000," kata Dicky dalam Public Expose di Jakarta, Jumat (22/11). Dicky memproyeksikan, harga timah hingga akhir tahun 2024 berdasarkan
Blomberg dan International Team Association memproyeksikan harga timah masih akan berada di kisaran US$ 28.000 - US$ 31.000 per ton. Dicky mengungkapkan telah berdiskusi dengan konsumen yang menyatakan ada sentimen yang positif untuk permintaan di Jepang dan China dalam beberapa waktu ke depan. Produk tin chemical dan tin solder akan mengalami peningkatan permintaan.
Baca Juga: Timah (TINS) Cetak Laba Rp 908 Miliar, Beri Sinyal akan Bagikan Dividen Hal ini, kata Dicky, sejalan dengan peningkatan di penggunaan elektronik secara permintaan yang mendukung kenaikan harga timah. Dari sisi geopolitik, terpilihnya Trump dikhawatirkan bakal berimbas perang dagang antara Amerika dan China. "Ini juga tercermin pada harga timah dalam seminggu terakhir ini setelah Trump terpilih. Harga timah terdepresiasi kurang lebih 10 persen-an gitu dari US$ 32.000 menjadi US$ 28.000 sampai US$ 29.000 sekarang jadi mempertimbangkan dua faktor itu," pungkas Dicky.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto