KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja operasional PT Timah Tbk (
TINS) mengalami koreksi sepanjang kuartal pertama 2022. Emiten pelat merah ini mengalami penurunan volume produksi dan penjualan sepanjang tiga bulan pertama 2022. Produksi bijih timah pada kuartal pertama 2022 tercatat sebesar 4.508 ton atau turun 11% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 5.037 ton. Dari jumlah tersebut 35% atau sebanyak 1.583 ton berasal dari penambangan darat, sedangkan sisanya 65% atau 2.925 ton berasal dari penambangan laut.
Adapun produksi logam timah pada kuartal pertama 2022 juga menurun sebesar 8% menjadi 4.820 Mton. Sebagai perbandingan, realisasi produksi logam timah di periode kuartal pertama 2021 mencapai 5.220 Mton. Penjualan logam timah milik TINS juga menurun. Tercatat, emiten pelat merah ini membukukan volume penjualan sebesar 5.703 Mton atau terkoreksi sebesar 4% dibandingkan periode yang sama tahun 2021 sebesar 5.912 Mton.
Baca Juga: Jatah Saham Freeport, MIND ID Tunggu BUMD dari Pemprov Papua dan Pemkab Mimika Hanya saja, harga jual rerata atau
average selling price (ASP) logam timah pada tiga bulan pertama 2022 naik cukup tajam. TINS mencatatkan ASP sebesar US$ 43.946 per Mton atau melonjak 76% dibandingkan ASP pada periode yang sama tahun 2021 sebesar US$ 24.992 per Mton. Hasilnya, emiten yang berbasis di Kepulauan Bangka Belitung ini berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp4.4 triliun atau naik 80% secara
year-on-year (yoy). Laba bersih TINS pun meroket 5.713% menjadi Rp 601 miliar dibandingkan periode yang sama tahun 2021 yang hanya sebesar Rp 10 miliar. Naiknya profitabilitas TINS juga tercermin dari naiknya EBITDA sebesar 213% menjadi Rp1,1 triliun dari sebelumnya Rp347 miliar. Indikasi baiknya performa finansial TINS juga terlihat dari beberapa rasio seperti Quick Ratio sebesar 44%, Current Ratio sebesar 153%, Gross Profit Margin sebesar 25%, Net Profit Margin sebesar 14%, Debt to Asset Ratio sebesar 26%, dan Debt to Equity Ratio sebesar 53%. Posisi nilai aset TINS pada kuartal pertama 2022 sebesar Rp 14,4 triliun atau turun 2% dibandingkan akhir tahun 2021 sebesar Rp14,7 triliun. Posisi liabilitas sebesar Rp7,4 triliun atau turun 12% dibandingkan posisi akhir tahun sebesar Rp8,4 triliun, sedangkan posisi ekuitas naik 11% menjadi Rp7,0 triliun dibandingkan posisi akhir tahun sebesar Rp6,3 triliun.
Baca Juga: Timah (TINS) Mendapatkan Angin Segar dari Tingginya Harga Nikel di Awal Tahun 2022 Posisi
cash flow operasi TINS naik 111% menjadi Rp 2,1 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 900 miliar. Sementara itu, pinjaman bank dan utang obligasi pada periode tiga bulan pertama 2022 turun signifikan menjadi Rp 3,7 triliun dari sebelumnya mencapai Rp 5,1 triliun.
“Ke depan PT Timah terus berupaya untuk meningkatkan volume produksi, sehingga target produksi dapat tercapai sesuai Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP). Produksi bijih timah berbiaya rendah dari penambangan offshore akan terus ditingkatkan agar profit margin yang optimal tetap dapat dipertahankan”, kata Direktur Keuangan PT Timah, Krisna Sjarif, Rabu (18/5).
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto