JAKARTA. Bank Indonesia (BI) memperkirakan, inflasi tahun ini akan melebar lebih dari 4%, lebih tinggi dibanding inflasi tahun lalu yang sebesar 3,02% year on year (YoY). Meski demikian, BI menyatakan bersama dengan pemerintah berkomitmen untuk menjaga inflasi tahun ini agar berada di sasaran 4% plus minus 1%. Selain menjaga inflasi yang bersumber dari harga pangan yang bergejolak (volatile food) tahun ini di level 4%-5%, BI dan pemerintah juga akan memperkuat koordinasi dalam hal penentuan besaran dan waktu yang tepat (timing) kebijakan energi. Penyesuaian kebijakan energi itu misalnya, menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Harga BBM bersubsidi, tarif listrik, tarif angkutan merupakan salah satu komponen inflasi yang harganya dikendalikan pemerintah atau dikenal dengan administered price.
Timing dan peluang pemerintah menaikkan harga
JAKARTA. Bank Indonesia (BI) memperkirakan, inflasi tahun ini akan melebar lebih dari 4%, lebih tinggi dibanding inflasi tahun lalu yang sebesar 3,02% year on year (YoY). Meski demikian, BI menyatakan bersama dengan pemerintah berkomitmen untuk menjaga inflasi tahun ini agar berada di sasaran 4% plus minus 1%. Selain menjaga inflasi yang bersumber dari harga pangan yang bergejolak (volatile food) tahun ini di level 4%-5%, BI dan pemerintah juga akan memperkuat koordinasi dalam hal penentuan besaran dan waktu yang tepat (timing) kebijakan energi. Penyesuaian kebijakan energi itu misalnya, menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Harga BBM bersubsidi, tarif listrik, tarif angkutan merupakan salah satu komponen inflasi yang harganya dikendalikan pemerintah atau dikenal dengan administered price.