JAKARTA. Indonesia masih menanti kelanjutan kerjasama investasi di berbagai bidang untuk menindaklanjuti One Belt One Road (OBOR) yang lalu. Dalam beberapa hari lagi investor dari China akan mengunjungi Indonesia guna melakukan kerjasama investasi tanah air, setelah beberapa pekan lalu China melakukan kontrak investasi dengan Indonesia senilai US$ 1,63 miliar. Sekretaris Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman (Sesmenko Maritim), Ridwan Djamaluddin mengatakan dua perusahaan besar asal China, Tsing San Group & Delong Group akan mengunjungi Indonesia pada 14-16 Juli 2017. Ia bilang, investor tersebut akan melakukan kunjungan ke sejumlah wilayah yang ditawarkan Indonesia saat ke China. Investor tersebut akan melihat lokasi hydropower (pembangkit listrik tenaga air) di Kalimantan Utara, jalan lingkar luar di Bali, Danau Toba di Sumatera Utara. Tak hanya itu, rombongan investor dari China ini juga meminta untuk berkunjung ke sejumlah lokasi di Halmahera dan Masela. Ridwan bilang, proyek-proyek yang akan ditawarkan ke investor China akan meliputi bidang jalan tol, kereta api, pembangkit listrik, pengembangan perkotaan, pariwisata. Dari sejumlah proyek tersebut, pemerintah menargetkan bisa menarik investasi minimum sama dengan jumlah investasi yang ditandatangani di China yakni senilai US$ 1,63 miliar. "Potensi pengembangan terpadu sangat besar, perkiraan investasinya juga kita buat, persiapan perencanaan proyeknya sudah cukup bagus," kata Ridwan pada KONTAN, Selasa (4/7). Ridwan menilai, saat investor dari China tersebut datang ke Indonesia pihaknya akan berusaha untuk meyakinkan bahwa infrastruktur dasarnya sudah memadai, serta skema pengembangannya sudah jelas. Kerjasama investasi berupa business to business (B to B) ini kata Ridwan juga akan dibuka untuk swasta di tanah air. Artinya swasta akan bersaing dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk meraih investasi dari China ini. "BUMN dan swasta pasti dilibatkan semua didorong ikut barmain," imbuhnya. Ridwan menyatakan, kunjungan investor China yang akan segera hadir di bulan ini bukan lah yang terakhir. Pasalnya dua bulan ke depan rombongan investor swasta dan BUMN dari China akan mengunjungi Indonesia untuk kembali melanjutkan kerjasama investasi ini. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Tindaklanjuti OBOR, perusahaan China kunjungi RI
JAKARTA. Indonesia masih menanti kelanjutan kerjasama investasi di berbagai bidang untuk menindaklanjuti One Belt One Road (OBOR) yang lalu. Dalam beberapa hari lagi investor dari China akan mengunjungi Indonesia guna melakukan kerjasama investasi tanah air, setelah beberapa pekan lalu China melakukan kontrak investasi dengan Indonesia senilai US$ 1,63 miliar. Sekretaris Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman (Sesmenko Maritim), Ridwan Djamaluddin mengatakan dua perusahaan besar asal China, Tsing San Group & Delong Group akan mengunjungi Indonesia pada 14-16 Juli 2017. Ia bilang, investor tersebut akan melakukan kunjungan ke sejumlah wilayah yang ditawarkan Indonesia saat ke China. Investor tersebut akan melihat lokasi hydropower (pembangkit listrik tenaga air) di Kalimantan Utara, jalan lingkar luar di Bali, Danau Toba di Sumatera Utara. Tak hanya itu, rombongan investor dari China ini juga meminta untuk berkunjung ke sejumlah lokasi di Halmahera dan Masela. Ridwan bilang, proyek-proyek yang akan ditawarkan ke investor China akan meliputi bidang jalan tol, kereta api, pembangkit listrik, pengembangan perkotaan, pariwisata. Dari sejumlah proyek tersebut, pemerintah menargetkan bisa menarik investasi minimum sama dengan jumlah investasi yang ditandatangani di China yakni senilai US$ 1,63 miliar. "Potensi pengembangan terpadu sangat besar, perkiraan investasinya juga kita buat, persiapan perencanaan proyeknya sudah cukup bagus," kata Ridwan pada KONTAN, Selasa (4/7). Ridwan menilai, saat investor dari China tersebut datang ke Indonesia pihaknya akan berusaha untuk meyakinkan bahwa infrastruktur dasarnya sudah memadai, serta skema pengembangannya sudah jelas. Kerjasama investasi berupa business to business (B to B) ini kata Ridwan juga akan dibuka untuk swasta di tanah air. Artinya swasta akan bersaing dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk meraih investasi dari China ini. "BUMN dan swasta pasti dilibatkan semua didorong ikut barmain," imbuhnya. Ridwan menyatakan, kunjungan investor China yang akan segera hadir di bulan ini bukan lah yang terakhir. Pasalnya dua bulan ke depan rombongan investor swasta dan BUMN dari China akan mengunjungi Indonesia untuk kembali melanjutkan kerjasama investasi ini. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News