KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menjelang tutup tahun, transaksi di pasar saham diproyeksikan akan cenderung sepi. Volatilitas pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pun diperkirakan akan rendah. Pasalnya, hanya tersisa lima hari perdagangan yang investor bisa gunakan untuk transaksi. Momen window dressing pun dinilai sudah berlalu dan berganti pada aksi profit taking dan rebalancing. Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan, momentum window dressing sudah terjadi awal Desember 2025 pada saat IHSG menembus level 8.700.
Dia memproyeksikan aktivitas perdagangan tinggi akan terjadi pada Senin (22/12/2025). Sebab, kalau investor melakukan transaksi dana dari transaksi baru akan masuk ke RDN T+2 di 24 Desember 2025. “Minggu ketiga dan keempat Desember, perdagangan sudah tidak efektif karena investor besar sudah melakukan aksi ambil untung pada pekan kedua sehingga volatilitas akan berkurang,” kata Nico saat dihubungi Kontan, Minggu (21/12/2025).
Baca Juga: IHSG Berpeluang Menguat Terbatas pada Senin (22/12), Cek Rekomendasi Analis Nico menyebut bagi investor ritel di sisa tahun ini, masih ada peluang untuk mencari saham-saham yang potensial. Sedangkan investor institusi sudah memasang posisi wait and see untuk melakukan rebalancing. “Investor institusi biasanya sudah wait and see atau mungkin melakukan rebalancing portofolio karena ada rotasi sektor di 2026. Biasanya, mereka akan masuk lagi di awal tahun,” ucapnya. Selain itu di sisa tahun ini sudah tidak ada lagi sentimen yang bisa memengaruhi pergerakan IHSG. Bahkan, pembagian dividen interim dari sejumlah emiten, menurut Nico, tidak akan memberikan pengaruh signifikan. Hans Kwee, Pengamat Pasar Modal & Co-Founder Pasardana menimpali, IHSG terkoreksi karena aksi taking profit pada saham-saham konglomerasi sementara saham perbankan justru bergerak ke zona hijau. “Namun ada potensi dana berotasi dari saham konglomerasi menuju saham big cap atau blue chip dengan katalis window dressing sisa akhir tahun ini,” kata Hans. Setali tiga uang, Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta mencermati secara teknikal IHSG masih berada dalam fase uptrend walaupun window dressing telah terjadi di awal Desember. Dia menyebut IHSG sedang berada dalam fase bullish consolidation. Di mana, pergerakan IHSG akan didorong pergeseran dana dari saham-saham lapis dua dan lapis tiga ke saham keping biru. Untuk sisa tahun ini, Nafan memproyeksikan IHSG bergerak di kisaran support di 8.655–8.506 dengan resistance di 8.666–8.706. Semenyara Hans memperkirakan IHSG menguat dengan support 8.560–8,493 dan resistance di 8.776–8.800.
Baca Juga: IHSG Turun 0,59% Dalam Sepekan, Begini Proyeksinya untuk Senin (22/12/2025) Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News